Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik setelah mengusulkan agar mata pelajaran (mapel) coding dan kecerdasan buatan (AI) diterapkan untuk siswa SD dan SMP.
Melalui kanal YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan usulan ini kepada Menteri Pendidikan dalam rapat terakhir mereka. "Kemarin saya titip ke Pak Menteri di rapat terakhir kita, ini kalau bisa di tingkat SD atau SMP diterapkan pelajaran coding," ujar Gibran.
Pernyataan Gibran tersebut langsung memicu berbagai reaksi di media sosial, khususnya di platform X. Banyak warganet yang memberikan kritik tajam terhadap ide tersebut. Salah seorang pengguna akun @kegblgnunfaedh mengunggah video tersebut dengan komentar, "Setuju gak nih der?"
Beberapa komentar lain mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap usulan tersebut. Akun @ikankoki28 menulis, "Mending bagusin dulu lah pak fasilitas sekolah, kesejahteraan tenaga pendidik, kurikulum pendidikan, masih banyak hal yang lebih penting daripada harus nambahin mapel buat siswa SD dan SMP pak. Apalagi di daerah timur pak, masih banyak sekolah yang fasilitasnya terbatas."
Selain itu, akun @mikuroQ menyarankan, "Ajarin budi pekerti & kebangsaan dulu, selain pelajaran dasar lainnya kalau fasilitasnya sudah ada baru diadakan." Ada juga yang berkomentar dengan sindiran, "Oh iya tambah satu lagi, Mapel Taat Konstitusi," tulis @700juta.
Namun, beberapa warganet juga memberikan pandangan yang lebih realistis. Akun @riskaeuy77 menyatakan, "Coding sudah ada diajarkan di SD ya, khususnya mapel TIK, ide Mas Wapres bukan hal yang baru."
Di sisi lain, beberapa guru juga mengungkapkan kebingungannya terkait ide ini. Akun @Abdha1503 menambahkan, "Gw gk setujuuu weiii, ini gw guru honor jurusan informatika kebingungan ngajar murid klo gak ada medianya."
Banyak yang menganggap bahwa masalah-masalah mendasar dalam pendidikan, seperti kurangnya fasilitas dan kesejahteraan guru, harus lebih diprioritaskan daripada menambah mata pelajaran baru. "Menurut gue atasi dulu itu masalah siswa yang udah SMP gak bisa baca, anak SMA masih susah hitungan dasar, bully di sekolah juga jangan lupa. Tingkatin kesejahteraan guru, apalagi guru honorer," komentar akun @prameswawa.
Sejumlah warganet juga menyarankan agar kebijakan ini diterapkan di sekolah-sekolah yang sudah memadai fasilitasnya. "Kebijakan bego yang cuman biar dianggap keren aja. Kalau pun ada mapel coding dan AI, paling cuman bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah bonafit saja. Mana ada sekolah-sekolah di ujung desa yang atapnya aja masih bocor apalagi gak ada PC, bisa nerapin mapel coding dan AI ini," ujar @fauzi_kun.(*)