Reaksi Publik terhadap Pengarakan Pencuri Pisang di Karnaval Menjadi Sorotan
Sebuah kejadian yang melibatkan seorang nenek yang dihukum dengan cara diarak karena mencuri pisang baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Peristiwa tersebut menarik perhatian publik, dengan banyak pengguna media sosial menyuarakan keprihatinan atas perlakuan yang diterima sang nenek.
Beberapa akun di media sosial mengungkapkan rasa kecewa dan keprihatinan terhadap kejadian tersebut. Seorang pengguna Twitter, @kanzasyifa, menuliskan, “Ini di daerah mana sih, kok tega banget sama nenek-nenek? Apa orang-orang di situ sudah tidak punya empati lagi? Berapa sih harga pisang satu sisir di sana? Bikin eneg aja kelakuan orang-orang itu.”
Komentar serupa juga muncul dari pengguna lainnya, @CutFathinUwU yang mengungkapkan, "Miris banget." Sementara itu, @farisagungh menambahkan, "Biadab dan tak beradab," mengkritik perlakuan tersebut.
Ada juga yang berpendapat bahwa kejadian tersebut merupakan bagian dari acara karnaval yang lebih besar, seperti yang disampaikan oleh akun @Siinyo19 yang berkata, "Itu karnaval." Namun, banyak yang merespons hal tersebut dengan keraguan, seperti yang disampaikan oleh @Kecoua_terbang, yang bertanya, “Ini tetangganya atau RT/RW-nya pada kemana sih? Kok lihat tetangganya yang lain kelaparan diam aja?”
Beberapa pengguna lainnya menyuarakan frustrasi atas ketidakadilan yang terjadi di negara ini. @AbdHali59646742 menyatakan, “Negeriku rusak, maling pisang diarak, koruptor triliunan dilindungi!” Sementara itu, @LesmonoYohan menulis, “Paling ayam mati maling pisang diarak, pejabat maling triliun malah dilindungi, emang bangsat-bangsat pemimpin negeri ini.”
Sementara itu, @MasboyK menyebutkan bahwa kejadian ini mungkin berkaitan dengan acara 17 Agustus 2024 yang berlangsung di Desa Jembayat, Kabupaten Tegal. Namun, pengguna @anakTun9gal mempertanyakan apakah video tersebut merupakan kejadian baru atau lama, dengan menyebutkan, "Ini video lama atau video baru? Dan ini beneran yang sekitaran Tegal nggak tahu kejadian ini?"
Sejumlah pengguna media sosial juga mengkritik ketidakpedulian terhadap kondisi sosial di sekitar, seperti yang disampaikan oleh @lia060787, yang menyatakan, “Manusia bodoh, yang kayak gini dianiaya luar biasa. Pejabat-pejabat yang korupsi malah dilindungi.”
Sejumlah komentar juga mencerminkan kekecewaan terhadap penghakiman sosial terhadap si nenek yang hanya mencuri karena kelaparan. Akun @Rosses1Black menuliskan, “Ngasih makan nggak bisa, tapi ambil pisang harus sampai begitu. Berapa sih harga pisang, nggak bikin pemiliknya jadi jutawan juga.”
Kasus ini menunjukkan betapa tingginya perhatian masyarakat terhadap ketidakadilan sosial, serta meningkatnya rasa empati terhadap mereka yang terjebak dalam kesulitan ekonomi. Sebagian besar komentar di media sosial menunjukkan keprihatinan terhadap perlakuan yang tidak manusiawi terhadap individu yang berjuang untuk bertahan hidup, sementara pada saat yang sama, penguasa dan mereka yang berkuasa seringkali lepas dari tanggung jawab atas tindakan korupsi yang merugikan rakyat.(*)