Penunjukan Yahya Zaini sebagai Ketua DPP Golkar Bidang Organisasi Menuai Kontroversi
Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, menunjuk Yahya Zaini sebagai Ketua DPP Golkar Bidang Organisasi periode 2024-2029 pada Kamis, 7 November 2024. Namun, penunjukan ini langsung mendapatkan sorotan tajam dari berbagai kalangan. Pasalnya, netizen teringat kembali pada kasus video asusila yang melibatkan Yahya Zaini dengan penyanyi dangdut Maria Eva.
Hubungan keduanya terungkap setelah beredarnya video asusila di media sosial, yang memperlihatkan Yahya Zaini bertelanjang dada diduga di sebuah kamar hotel. Pria kelahiran Pulau Bawean itu disebut-sebut memiliki hubungan spesial dengan Maria Eva, bahkan kabar beredar bahwa Maria Eva sempat hamil anak Yahya Zaini.
Maria Eva kemudian buka suara pada tahun 2006. Setelah lama menghindar dari publik, ia mengungkapkan bahwa video tersebut direkam menggunakan handphone sekitar dua tahun sebelumnya, sebelum akhirnya viral di media sosial. Maria Eva mengungkapkan bahwa hubungan mereka yang berlangsung selama lima tahun dimulai saat ia mengisi acara yang diselenggarakan oleh Golkar. Namun, hubungan itu kandas karena ia mendapat tekanan dari istri sah Yahya Zaini. Bahkan, Maria Eva mengaku sempat hamil dua bulan, namun diminta untuk menggugurkan kandungannya.
Maria Eva juga menyebutkan bahwa Yahya Zaini beberapa kali mengajaknya untuk menikah, namun ia menolak ajakan tersebut. Ia mengaku tidak ingin menjadi istri kedua meskipun masih memiliki perasaan sayang kepada Zaini.
Komentar Maria Eva
Maria Eva menyatakan bahwa dirinya sempat merasa tertekan dalam hubungan tersebut. "Saya tidak ingin menjadi istri kedua meskipun saya sayang padanya. Saya hanya ingin hubungan ini berakhir tanpa ada gangguan dari pihak lain," ujarnya.
Reaksi Netizen
Reaksi netizen atas penunjukan Yahya Zaini sebagai Ketua DPP Golkar Bidang Organisasi sangat beragam. Sejumlah netizen memberikan komentar pedas. Salah satunya, akun @skyunoncean menulis, "Indonesia tidak mengenal cancel culture."
Akun @dwiliat menambahkan, "Skandal waktu gue masih SD kayanya." Sedangkan @DaddyMinusSugar menulis, "Mereka pikir setelah sekian tahun mengasingkan diri, publik sudah lupa dengan masa lalu dia."
Sementara itu, akun @Metal_l0rd berkomentar, "Biarin saja dia kan segolongan dengan @bahlillahadalia. Biar partai Golkar bakal ambruk seambruknya."
Selain Yahya Zaini, Golkar juga disorot karena mengangkat mantan napi korupsi, Idris Mahram, sebagai Wakil Ketua Umum Fungsi Kebijakan Publik 2. Idris Mahram diketahui terlibat dalam kasus korupsi proyek PLTU Riau-1 pada Agustus 2018, yang juga menyeret nama anggota DPR-RI, Eni Maulani Saragih.
Keputusan Golkar untuk mengangkat mantan napi korupsi ini semakin menambah kritik terhadap partai, yang dinilai semakin jauh dari upaya memperbaiki citra bersih dan kredibel di mata publik.(*)