Profil Lengkap Peter Carey: Sejarawan Inggris Ahli Pangeran Diponegoro
Nama Lengkap
Peter Carey
Tempat dan Tanggal Lahir
Rangoon, Burma (Myanmar), 30 April 1948
Kebangsaan
Inggris
Pekerjaan
Dosen, Sejarawan, Penulis
Latar Belakang dan Pendidikan
Peter Carey adalah seorang sejarawan Inggris yang dikenal luas sebagai ahli dalam sejarah Jawa, khususnya terkait Pangeran Diponegoro. Carey menempuh pendidikan di Universitas Cambridge, Inggris, dan meraih gelar di bidang sejarah. Penelitiannya berfokus pada sejarah Indonesia, khususnya era kolonial dan perjuangan tokoh-tokoh pribumi melawan kolonialisme.
Di Indonesia, Peter Carey pernah menjadi profesor tamu di Universitas Indonesia (UI) dan berkontribusi dalam mengajar serta membagikan pengetahuannya tentang sejarah Indonesia. Reputasinya sebagai pakar Pangeran Diponegoro membuatnya diakui secara internasional, terutama dalam bidang sejarah Asia Tenggara.
Fokus Penelitian dan Karya Utama
Peter Carey memusatkan penelitiannya pada sejarah Jawa abad ke-19, dengan perhatian khusus pada Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional Indonesia yang memimpin Perang Jawa (1825–1830) melawan pemerintah kolonial Belanda. Kajian Carey mencakup aspek politik, kebudayaan, dan transformasi sosial di Jawa pada masa tersebut. Karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi para peneliti dan mahasiswa sejarah Indonesia.
Buku Carey yang terkenal, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855 (2007), yang diterjemahkan menjadi Kuasa Ramalan; Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785–1855 (2012) dalam Bahasa Indonesia, adalah hasil penelitian bertahun-tahun Carey di arsip-arsip Belanda dan Yogyakarta. Buku ini mengungkap kehidupan, perjuangan, dan pengaruh Diponegoro dalam konteks sosial-politik Jawa.
Berikut adalah beberapa karya utama Peter Carey yang berkontribusi dalam kajian sejarah Indonesia dan Asia Tenggara:
- The Cultural Ecology of Early Nineteenth Century Java (1974) – diterjemahkan sebagai Sisi Lain Diponegoro: Buku Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa (2017).
- The Archive of Yogyakarta, Volume 1: Documents Relating to Politics and Internal Court Affairs (1980).
- Babad Dipanagara: An Account of the Outbreak of the Java War (1825–30) (1981).
- Maritime Southeast Asian Studies in the United Kingdom (1986).
- Born in Fire: The Indonesian Struggle for Independence (1988) – bersama Colin Wild; diterbitkan ulang pada Agustus 2024.
- Voyage à Djokja-Karta en 1825: The Outbreak of the Java War As Seen by a Painter (1988).
- The British in Java, 1811–1816: A Javanese Account (1992) – diterjemahkan menjadi Inggris di Jawa, 1811-1816 (2017).
- East Timor at the Crossroads: The Forging of a Nation (1995) – bersama G. Carter Bentley.
- Generations of Resistance: East Timor (1996) – bersama Steve Cox.
- Burma: The Challenge of Change in a Divided Society (1997).
- The Archive of Yogyakarta, Volume 2: Documents Relating to Economic and Agrarian Affairs (2000) – bersama Mason C. Hoadley.
- The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855 (2007).
- Destiny: The Life of Prince Diponegoro of Yogyakarta 1785–1855 (2014) – diterjemahkan sebagai Takdir; Riwayat Pangeran Diponegoro 1785–1855 (2023).
- Racial Difference and the Colonial Wars of 19th Century Southeast Asia (2021) – bersama Farish A. Noor; diterjemahkan menjadi Ras, Kuasa dan Kekerasan Kolonial di Hindia Belanda, 1808-1830 (2022).
- Outsider Insiders: Four Officers’ Exile Conversations with Diponegoro, 1830-1837 (2022) – diterjemahkan sebagai Percakapan dengan Diponegoro (2022).
- Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785–1855 – terjemahan dari The Power of Prophecy, pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Indonesia pada 2012.
Kontroversi Plagiarisme
Nama Peter Carey kembali disorot setelah beredarnya dugaan plagiarisme terhadap salah satu karyanya. Buku The Power of Prophecy, yang diterbitkan pada 2007 dan diterjemahkan menjadi Kuasa Ramalan pada 2012, diduga dijiplak oleh seorang dosen dari kampus ternama di Indonesia.
Isu ini melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, yang pada 2017 meluncurkan buku berjudul Madiun: Sejarah Politik dan Transformasi Keperintahan dari Abad XIV hingga Awal Abad XXI. Dalam buku tersebut, terdapat satu bab yang diduga menggunakan tulisan Carey tanpa mencantumkan sumber aslinya. Kasus ini mendapat perhatian luas dari publik dan akademisi yang menuntut adanya penyelidikan lebih lanjut.
Pengaruh dan Pengakuan
Peter Carey dikenal sebagai pakar terkemuka dalam sejarah Indonesia, khususnya tentang Pangeran Diponegoro. Penelitiannya yang mendalam dan komprehensif telah memperkaya pemahaman sejarah Indonesia dan memberikan perspektif baru mengenai perlawanan pribumi terhadap kolonialisme.
Selain diakui di Indonesia, Carey juga mendapat pengakuan internasional atas kontribusinya dalam studi Asia Tenggara. Melalui karya-karyanya, ia telah membangun reputasi sebagai sejarawan yang berdedikasi pada penyelidikan sejarah secara objektif dan mendalam.
Reaksi Publik terhadap Dugaan Plagiarisme
Sejumlah komentar di media sosial menanggapi kasus ini dengan kekecewaan, menganggapnya sebagai aib bagi dunia akademik Indonesia. Salah satu akun X, @gum***, menyebut Carey sebagai sejarawan dengan pengalaman lebih dari 40 tahun meneliti Diponegoro.
Akun lain, @mir***, menyebutkan bahwa di antara terduga plagiator adalah seorang sejarawan terkemuka dan kepala departemen di sebuah kampus terbaik di Indonesia. Kejadian ini diperkuat dengan dugaan bahwa Pemkab Madiun terlibat dalam penyusunan buku yang diduga memuat materi Carey tanpa sitasi yang benar.
Demikian profil lengkap Peter Carey, seorang sejarawan yang telah berkontribusi besar dalam memperkenalkan sejarah Indonesia ke panggung dunia akademik internasional.(*)