Refly Harun Ragukan Independensi Prabowo, Tanyakan Apakah Benar-Benar Presiden atau Sekadar Kepanjangan Tangan Jokowi
Pakar hukum dan politik, Refly Harun, mengemukakan pandangannya terkait posisi Presiden Prabowo Subianto dalam pemerintahan saat ini.
Refly meragukan apakah Prabowo benar-benar memiliki otoritas penuh sebagai pemimpin atau justru hanya menjadi perpanjangan tangan dari mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Refly, apa yang diperlihatkan Prabowo Subianto saat mengumumkan susunan kabinetnya tidak mencerminkan gejala yang normal dalam kekuasaan.
Ia mempertanyakan sejauh mana Prabowo mampu menunjukkan kepemimpinannya secara mandiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan lama yang dimiliki oleh Jokowi.
Dalam analisanya, Refly Harun mengacu pada gagasan wartawan senior Lukas Luwarso yang menyebut bahwa Jokowi berhasil membangun pengaruh dengan pendekatan "carrot and stick" atau "politik wortel dan tongkat."
Menurut Lukas, pendekatan ini memungkinkan Jokowi mengikat sejumlah tokoh politik dengan imbalan posisi, namun tetap menjaga kontrol melalui ancaman atau konsekuensi.
Lukas Luwarso juga menyebutkan istilah "Stockholm Syndrome" dan "Hooverism" untuk menggambarkan fenomena di mana seorang pemimpin terikat oleh strategi politik pendahulunya.
Ia mengungkapkan bahwa banyak tokoh yang loyal terhadap Jokowi, meski kini berada dalam pemerintahan Prabowo, terjebak dalam "sistem penyanderaan" yang digunakan untuk menjaga loyalitas mereka.
Para tokoh ini, menurut Lukas, tetap mendapatkan posisi di pemerintahan, sementara yang menentang Jokowi menghadapi risiko hukum.
Refly Harun mengkritisi fenomena ini dan menanggapi pemikiran Lukas Luwarso dengan mempertanyakan apakah Prabowo akan mampu keluar dari pola kontrol ini atau justru memilih untuk menikmati "keamanan" dari ketersanderaan politik tersebut.
Ia juga menekankan bahwa jika Prabowo tidak mengambil tindakan tegas terhadap tokoh-tokoh yang terlibat dalam korupsi atau memiliki potensi konflik kepentingan, maka akan muncul kesan bahwa ia masih dipengaruhi oleh kekuasaan Jokowi.
"Jadi, Pak Prabowo Subianto, lawanlah! Kecuali, tentu, Bapak menikmati apa yang disebut Stockholm Syndrome," tegas Refly Harun, mengingatkan pentingnya independensi dalam kepemimpinan.(*)