Puncak Kekecewaan Publik terhadap Prabowo, SBY Dikenal Sebagai Presiden Terbaik
Nama mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menjadi perbincangan publik setelah kekecewaan terhadap tindakan Presiden Prabowo yang saat ini memimpin pemerintahan. Netizen mengungkapkan rasa kecewa terhadap rezim yang mengikuti kepemimpinan SBY hingga saat ini, yang dianggap lebih buruk dibandingkan dengan era pemerintahan SBY.
"Saya mengalami betul era SBY. Payah banget. Negara autopilot itu memang benar adanya. Tapi, astaga gais, rezim sesudah itu ternyata jauh lebih hadeeeeeeeeehhh," ungkap akun X @denismalhotra pada 10 November 2024.
Pernyataan tersebut menyikapi tindakan Presiden Prabowo dan mantan Presiden Jokowi yang kini gencar memberikan dukungan terhadap calon-calon di Pilkada 2024. Kekecewaan ini juga membuat nama SBY kembali menggema di media sosial, dengan sejumlah netizen memuji kinerja kepemimpinan SBY.
"Rezim SBY dikata negara autopilot, padahal kelas menengah naik tiga kali lipat, pandemi flu burung tuntas, krisis ekonomi 2008 tidak terlalu terdampak, Bidik Misi, gagasan BPJS, survive dari banyak bencana (Aceh, Jogja, Lapindo). SBY sejauh ini by data masih the best President," tulis @football_garin.
Beberapa netizen lainnya juga menilai era SBY sebagai waktu terbaik dalam pengelolaan ekonomi pasca-reformasi. "Era SBY, the best pengelolaan ekonomi di era reformasi. Mestinya di era Jokowi tuh bangun yang strategis-strategis saja, seperti industri manufaktur, optimalisasi pertanian/perkebunan. Eh malah bikin istana dan proyek mercusuar yang notabene jadi beban APBN," ujar @Themarshallisme.
Netizen juga menyoroti beberapa program unggulan SBY, seperti BPJS yang dianggap memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta program dana BOS yang masih diingat hingga kini. "BPJS bukan gagasan ya. Babeh gue operasi prostat Rp.0 jaman SBY 2013-an," tambah @professordeka.
Kritik terhadap kepemimpinan Prabowo dan Jokowi semakin intens setelah beberapa kebijakan yang dianggap tidak sejalan dengan kebutuhan rakyat, seperti proyek-proyek infrastruktur besar yang tidak mendukung pembangunan sektor lain.
"Justru negara yang baik itu negara yang autopilot, karena presiden silih berganti, tapi bangsa akan selalu ada dan sama, maka harusnya masyarakat bisa cerdas dan makmur mau bagaimanapun presidennya, kita itu negara demokrasi yang kuncinya adalah 'rakyat', bukan monarki," jelas @budakakal.
Kekecewaan terhadap kepemimpinan saat ini memunculkan nostalgia akan keberhasilan SBY dalam menghadapi krisis ekonomi dan menjaga kestabilan politik, yang bagi sebagian pihak menjadi tolak ukur pemerintahan yang baik.(*)