Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran kini tengah menuai polemik di tengah masyarakat. Program yang mendapat pendanaan dari Pemerintah China ini memicu beragam komentar dari warganet.
Sebagai informasi, nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah China dan Pemerintah Indonesia ditandatangani untuk mendanai program kampanye Prabowo-Gibran terkait pemberian makanan bergizi gratis kepada masyarakat. Penandatanganan kerja sama ini disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping.
Kesepakatan kedua negara ini melahirkan program yang bertajuk Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia, yang difokuskan pada pemberian makanan bergizi kepada warga Indonesia, khususnya anak-anak dan keluarga kurang mampu.
Namun, kerja sama ini menuai kritik dari warganet yang menilai bahwa kesepakatan tersebut lebih menguntungkan China ketimbang Indonesia. Banyak yang berpendapat bahwa China kemungkinan besar tidak akan memberikan dana tersebut tanpa imbalan.
Sebagian warganet bahkan menyebut pendanaan tersebut sebagai "kasbon" atau utang yang membebani Indonesia.
Ada juga yang menyatakan kekhawatiran tentang bunga tinggi yang mungkin dikenakan oleh China, yang bisa mencapai 5%.
Mereka menilai bahwa jika utang ini tidak dapat dilunasi, aset-aset Indonesia, termasuk wilayah atau sumber daya alam, bisa saja diambil alih oleh China dalam jangka panjang.
Selain itu, beberapa komentar juga menyinggung tentang kualitas program, dengan harapan agar menu makanan yang diberikan tidak hanya mengandalkan makanan khas China.
Polemik ini terus berkembang, dengan banyak pihak yang mempertanyakan dampak jangka panjang dari kerja sama ini terhadap kedaulatan ekonomi Indonesia.(*)