Pengamat Politika: Pertemuan Prabowo dan Jokowi Tanda Loyalitas dan Komitmen
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai kerelaan Presiden Prabowo Subianto menemui Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai bentuk loyalitas dan komitmen seorang prajurit. Ia menekankan kembali kongsi antara Jokowi dan Prabowo yang sukses dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ujang menyebut, meskipun Prabowo menang bersama putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, jasa besar tetap ada pada diri Jokowi. Karena itu, ia menilai Prabowo lebih memilih untuk langsung bicara dengan Jokowi guna membahas kebijakan strategis maupun urusan politik, seperti pemilihan kepala daerah.
“Representasi Gibran itu ada pada Jokowi. Makanya Jokowi yang ditemui. Jadi posisi Gibran ini, menurut hemat saya, tidak bisa diajak mengambil kebijakan strategis. Maka ya ayahnya yang ditemui dan diajak diskusi, seperti itu,” kata Ujang saat dihubungi pada Senin, 4 November 2024.
Pertemuan empat mata antara Prabowo dan Jokowi di Solo pada Ahad malam berlangsung sambil keduanya menikmati makan malam. Pertemuan itu berlangsung hampir 1,5 jam, di mana Prabowo menjemput Jokowi dari kediamannya untuk menikmati makanan di Angkringan Omah Semar.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, tidak berkenan memberikan komentar saat ditanya mengenai pertemuan Prabowo dan Jokowi melalui pesan singkat pada pagi hari ini. Usai pertemuan, Prabowo tidak banyak mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Jokowi. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini bahkan mengklaim tidak membahas politik.
"Ngobrolnya masalah ini dan itu," kata Prabowo sembari tertawa saat menjawab pertanyaan awak media. Saat ditanya apa yang dibahas, Prabowo justru mengatakan ia dan Jokowi menyantap nasi goreng Jawa bersama dan rasanya sangat enak.
Sementara itu, Jokowi menyebut makan malam bersama di Angkringan Omah Semar adalah atas inisiatifnya. “Semoga Pak Presiden Prabowo selalu diberi kelancaran dan kesehatan di tengah semangatnya dalam membangun Indonesia,” katanya melalui keterangan di media sosial X pada Senin, 4 November 2024.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi hanya merupakan bentuk silaturahmi politik biasa antar tokoh dan elite. Adi menganggap Prabowo perlu Jokowi karena untuk membangun bangsa diperlukan komunikasi dengan presiden terdahulu.
“Tak ada istilah Prabowo tidak move on dari Jokowi. Prabowo ini orang hebat, dukungan politiknya luar biasa, cukup solid,” kata Adi Prayitno.(*)