Eep Saefulloh menilai langkah awal Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan dirinya sebagai pemimpin pro-rakyat bukanlah pernyataan main-main.
Dalam pandangan Eep Saefulloh, komitmen Prabowo pada isu-isu populis serta sikap tegas terhadap korupsi menunjukkan bahwa Prabowo ingin membangun citra sebagai presiden yang mengutamakan kepentingan rakyat.
Menurutnya, hal ini tampak dalam pidato-pidato awal Prabowo sejak pelantikan pada 20 Oktober 2024.
“Apa yang bisa kita simpulkan dari pernyataan-pernyataan pertama Prabowo Subianto? Saya menilai bahwa Prabowo ingin menegaskan dirinya sebagai presiden yang pro-rakyat. Itulah kesan yang amat sangat tegas terlihat,” ujarnya dilansir dari youtube Keep Talking.
Di sidang umum MPR serta dalam rapat paripurna Kabinet Merah Putih, Prabowo kerap mengutarakan pentingnya memperjuangkan kesejahteraan rakyat, mengkritik masalah-masalah yang selama ini belum terselesaikan, dan mengingatkan bahwa pemerintah harus bekerja maksimal demi mengatasi kesulitan hidup masyarakat.
Retorika populisme yang disampaikan secara tegas ini, menurut Eep Saefulloh, mencerminkan kesungguhan Prabowo untuk mendekatkan pemerintahannya dengan rakyat.
Eep Saefulloh juga menyoroti sikap Prabowo terhadap pemberantasan korupsi, yang menurutnya merupakan upaya serius dan bukan sekadar janji.
Langkah Prabowo untuk memperbaiki sistem pemerintahan guna menekan praktik korupsi memperlihatkan tekad seorang pemimpin yang ingin menunjukkan komitmen nyata sebagai figur anti-korupsi.
Eep Saefulloh menekankan bahwa publik akan terus memantau apakah sikap ini akan diikuti dengan aksi konkret, sebab hanya melalui tindakan nyata visi Prabowo dapat diwujudkan.
Selain itu, Eep Saefulloh melihat Prabowo sebagai sosok yang berkomitmen pada persatuan, yang tercermin dari pembentukan "Kabinet Merah Putih" yang besar dan terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Langkah ini menunjukkan keinginan Prabowo untuk mengakomodasi seluruh kelompok, meniru pendekatan Presiden Soekarno dalam membentuk kabinet yang merangkul keberagaman.
Eep Saefulloh menilai bahwa sikap populis Prabowo merupakan bagian dari strategi membangun citra sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan berani menghadapi persoalan bangsa.
Namun, Eep Saefulloh juga mengingatkan bahwa keberhasilan Prabowo sebagai presiden akan dinilai dari implementasi nyata kebijakan populis dan anti-korupsi yang dijanjikan, bukan hanya dari retorika di panggung publik.
“Kalau retorika yang kita dengar hari-hari ini berlanjut dengan pembuktian, tentu kita bersyukur memiliki presiden anti-korupsi. Tetapi kalau ternyata tidak, maka ini hanya retorika belaka,” tegas Eep Saefulloh.(*)