Setelah hampir dua pekan menikmati waktu di Solo, mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengejutkan publik dengan kembali ke Jakarta pada minggu ini.
Langkah ini menimbulkan spekulasi bahwa kehadiran Jokowi di ibu kota bertujuan untuk mendampingi putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai wakil presiden dan sedang bertindak sebagai presiden sementara selama Presiden Prabowo Subianto menjalankan lawatan luar negeri.
Jokowi, yang tidak lagi memegang posisi resmi dalam pemerintahan sejak masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024, kembali ke Jakarta saat Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan panjang ke beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, serta beberapa negara di Timur Tengah.
Dalam ketidakhadiran Prabowo yang diperkirakan berlangsung lebih dari dua minggu, Gibran—yang baru saja dilantik sebagai wakil presiden—untuk pertama kalinya memimpin negara dalam kapasitas penuh sebagai presiden sementara.
Meskipun Gibran memiliki pengalaman sebagai Wali Kota Solo, banyak yang meragukan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan yang jauh lebih kompleks. Kehadiran Jokowi yang memiliki pengalaman hampir dua dekade di tingkat nasional tentu diharapkan dapat menjadi pendamping yang membantu, khususnya dalam menghadapi situasi politik dan ekonomi yang penuh dinamika.
Peran Jokowi dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran
Spekulasi berkembang mengenai peran resmi Jokowi dalam struktur pemerintahan Prabowo. Meskipun tidak memiliki posisi formal, kehadirannya dianggap membawa pengaruh besar dalam jalannya pemerintahan.
Jokowi diperkirakan berfungsi sebagai penasihat tidak resmi bagi Gibran dalam menghadapi keputusan-keputusan besar selama Prabowo berada di luar negeri. Selain itu, Jokowi juga dianggap dapat menjaga stabilitas politik dan memperkuat hubungan dengan partai-partai politik serta pejabat pemerintahan yang masih loyal kepadanya.
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi bahkan tampak berinteraksi dengan sejumlah menteri yang pernah berada di kabinetnya, seperti Menko PMK Pratikno, yang dikenal dekat dengan mantan presiden tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana pengaruh Jokowi terhadap jalannya kebijakan dalam pemerintahan yang kini dipimpin oleh Prabowo.
Pendampingan Jokowi dalam Aklimatisasi Politik Gibran
Gibran yang relatif baru dalam politik nasional, terutama dalam pemerintahan, kini dihadapkan pada tugas berat sebagai presiden sementara. Banyak pihak meyakini bahwa kehadiran Jokowi di Jakarta bukan sekadar sebagai bentuk dukungan pribadi kepada anaknya, melainkan sebagai bimbingan politik bagi Gibran dalam proses aklimatisasi untuk mengatasi kompleksitas tugas kepresidenan.
Tak dapat dipungkiri, keberadaan Jokowi di Jakarta saat Prabowo berada di luar negeri dapat dipandang sebagai upaya untuk mendampingi Gibran, yang dinilai masih memerlukan pendamping dalam menakhodai pemerintahan Indonesia. Namun, timbul pertanyaan besar: Apakah Prabowo sengaja meninggalkan ruang bagi Jokowi untuk memainkan peran penting dalam pemerintahan?
Apakah Jokowi Akan Terus Mengintervensi Pemerintahan Prabowo?
Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kehadiran Jokowi akan berlanjut hingga Prabowo kembali ke Indonesia? Mengingat keterlibatan aktif Jokowi di dunia politik selama ini, tidak tertutup kemungkinan ia akan terus memberikan pengaruh besar dalam pemerintahan meski tanpa jabatan resmi.
Hal ini tentu saja bisa menimbulkan ketegangan dalam pemerintahan Prabowo, yang baru berjalan dua minggu. Di sisi lain, Jokowi tampaknya lebih memilih untuk tidak mengambil posisi resmi dalam partai atau pemerintahan, yang dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan adanya persaingan atau kesan bahwa Prabowo belum sepenuhnya mengendalikan pemerintahan.
Kembalinya Jokowi ke Jakarta tampaknya tidak sekadar menunjukkan kedekatannya dengan Gibran sebagai seorang ayah. Kemungkinan besar, ada peran besar yang dimainkan Jokowi dalam menjaga stabilitas politik dan pemerintahan Indonesia selama ketidakhadiran Presiden Prabowo. Apakah ia akan terus aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan atau hanya berperan sebagai penasihat tidak resmi, tampaknya hal ini akan menjadi perhatian publik dalam beberapa waktu mendatang.(*)