BEIJING - Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginan Indonesia untuk belajar dari pengalaman China dalam hal modernisasi dan pengentasan kemiskinan dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Balai Besar Rakyat, Beijing, pada Sabtu (9/11/2024).
"Kami ingin belajar dari pengalaman China, bagaimana mereka telah berkembang sangat pesat dalam 30 tahun terakhir, khususnya dalam pengentasan kemiskinan," kata Presiden Prabowo dalam pertemuan yang merupakan bagian dari agenda kunjungan kenegaraannya di Tiongkok, seperti dilansir Antara.
Selain bertemu dengan PM Li Qiang, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC), Zhao Leji.
"Di Indonesia, kami akan meningkatkan upaya memberantas kemiskinan, dan saya pikir kami ingin belajar lebih banyak dari pengalaman China," ujar Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga menyampaikan keinginannya untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan.
"Kemudian di bidang pendidikan, saya kira kita juga ingin bekerja sama dengan China dalam hal pendidikan. Kami ingin mengirim lebih banyak mahasiswa kami untuk belajar di lembaga pendidikan tinggi di China dan kami juga ingin lembaga pendidikan tinggi China hadir di Indonesia," jelas Presiden Prabowo.
Ia menambahkan bahwa sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah membuka sektor-sektor unggulan untuk bekerja sama dengan universitas asing, termasuk dari China.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan China dalam sektor pendidikan kami," ungkap Presiden Prabowo.
Perdana Menteri Li Qiang dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Prabowo akan membentuk cetak biru pengembangan hubungan China-Indonesia.
"China bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk melaksanakan kesepakatan penting yang dicapai oleh kedua kepala negara, meneruskan persahabatan tradisional, memperdalam hubungan politik, dan memperluas kerja sama praktis," kata PM Li Qiang.
PM Li berharap bahwa cetak biru tersebut dapat menjadi dasar yang kuat bagi kedua negara untuk bersama-sama mengambil jalan yang baik menuju modernisasi, serta mempromosikan kontribusi bagi kawasan dan dunia dalam mencapai pembangunan dan kemakmuran bersama.
"Kekuatan China dan Indonesia cukup besar, saya bersedia bertukar pandangan secara mendalam dengan Bapak Presiden mengenai isu-isu yang menjadi perhatian kita bersama," kata PM Li Qiang.
Dalam kunjungan kenegaraan ini, Presiden Prabowo didampingi oleh sejumlah menteri, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, serta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Perkasa Roeslani.
Selain itu, turut mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI M. Tonny Harjono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun.(*)