Polemik Sikap Prabowo Dikecam, Denis Malhotra: "Etika: Landasan Tindakan yang Membatasi Perilaku dalam Kehidupan Sosial"

 

Polemik Sikap Prabowo Mendapatkan Respons Beragam di Media Sosial

Pernyataan dan sikap Presiden Prabowo Subianto dalam mendukung calon pasangan gubernur pada Pilkada Serentak 2024 menimbulkan polemik di kalangan netizen. Beberapa akun di media sosial menyuarakan kekecewaan mereka terkait dengan dugaan ketidaknetralan yang ditunjukkan oleh Presiden.

Akun @Caba_Roy mengungkapkan kekesalannya dengan menyebut bahwa jubir Istana tidak memahami etika. Hal ini merujuk pada sikap Prabowo yang mendukung pasangan calon gubernur di Jawa Tengah, yang bagi sebagian pihak dianggap sebagai bentuk intervensi dalam pilkada yang seharusnya independen.

Selain itu, akun @Cryptoup01 mengkritik keras tindakan Presiden, dengan menyebutkan bahwa hal itu menunjukkan rendahnya harga diri Presiden dan mencap pemerintahannya sebagai tidak memiliki wibawa. Kritikan tersebut semakin memanas dengan banyaknya komentar yang menyebutkan bahwa Pilkada seharusnya menjadi ajang rakyat untuk memilih pemimpinnya tanpa adanya campur tangan dari kekuasaan.

Komentar serupa juga datang dari @MohSalim299487 yang menyatakan bahwa kebijakan ini merusak tatanan demokrasi. Sementara itu, beberapa netizen, seperti @54h4b4tl4m4, menganggap bahwa sikap Prabowo menunjukkan ketidakhormatan terhadap etika dalam berpolitik.

Tak hanya itu, sejumlah akun seperti @omsenank1 dan @Adihmw juga mengkritik keras tindakan tersebut. Bahkan ada yang mengutip kalimat terkenal "Ikan busuk mulai dari kepala", sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa ketidakberesan pada seorang pemimpin akan berdampak pada seluruh jajaran pemerintahannya.

Di sisi lain, ada pula akun-akun yang mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap etika politik yang berlaku di Indonesia, dengan menyatakan bahwa harapan akan etika dalam pemerintahan sudah mulai hilang.

Meskipun mendapatkan kritik tajam dari berbagai kalangan, respons Presiden Prabowo terkait masalah ini belum terdengar jelas. Sejumlah pihak berharap agar pejabat negara dapat lebih fokus pada penyelesaian masalah nyata dan perbaikan negara, mengingat ketidakpastian yang dirasakan banyak pihak di tengah dinamika politik jelang Pilkada 2024.(*)

Baca Juga