Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, berhasil mendapatkan pendanaan hijau sebesar EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) pada ajang Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan, pada Rabu (13/11).
Pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur kelistrikan hijau, yang bertujuan untuk mendukung swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan KfW untuk pengembangan proyek energi bersih, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan transmisi yang menghubungkan ke pembangkit hijau.
Hashim Djojohadikusumo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat transisi energi. Dengan menggalang kolaborasi internasional, peralihan ke energi terbarukan diharapkan dapat mendukung swasembada energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"Kami telah memiliki strategi baru untuk lima tahun ke depan, dengan target pertumbuhan ekonomi minimal 8% secara berkelanjutan," tegas Hashim.
Dia juga menyatakan bahwa pengembangan sumber energi bersih sangat penting untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia. Dalam 15 tahun ke depan, kapasitas pembangkit energi terbarukan Indonesia ditargetkan bertambah 75% dari total penambahan kapasitas listrik sebesar 100 gigawatt (GW).
"Kami akan menjadi negara besar yang memenuhi tanggung jawab menjaga masa depan lingkungan. Kami sangat mengapresiasi kerja sama internasional untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," jelas Hashim.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa PLN mendukung penuh langkah pemerintah dalam menjalankan transisi energi. Berbagai kolaborasi dan inisiatif telah dijalankan PLN untuk mendukung proyek kelistrikan berkelanjutan.
Darmawan berharap, keterlibatan KfW dalam proyek-proyek hijau PLN akan menarik lebih banyak mitra internasional untuk berkolaborasi. Hal ini diharapkan dapat menciptakan strategi, teknis, dan investasi berkelanjutan dalam aksi iklim global.
"Kolaborasi ini menandakan langkah proaktif PLN dalam memperluas kemitraan internasional untuk meningkatkan swasembada energi nasional yang berkelanjutan," kata Darmawan.
Sustainability Officer KfW Group, Jürgen Kern, menjelaskan bahwa dukungan KfW kepada Indonesia merupakan bagian dari komitmen negara Jerman untuk mendukung kerja sama internasional dalam mencapai transformasi hijau.
Jürgen menambahkan bahwa PLN, sebagai pusat transisi energi Indonesia, memiliki komitmen kuat untuk menghijaukan sektor energi dan memastikan akses energi yang andal.
"Oleh karena itu, kami percaya bahwa Indonesia dan Jerman dapat terus memperkuat kemitraan di sektor energi, terutama dalam proyek energi bersih seperti panas bumi, air, dan transmisi. Untuk mencapai target NZE, diperlukan kolaborasi dan kemitraan yang baik," kata Jürgen.(*)
Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, berhasil mendapatkan pendanaan hijau sebesar EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) pada ajang Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan, pada Rabu (13/11).
Pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur kelistrikan hijau, yang bertujuan untuk mendukung swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan KfW untuk pengembangan proyek energi bersih, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan transmisi yang menghubungkan ke pembangkit hijau.
Hashim Djojohadikusumo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat transisi energi. Dengan menggalang kolaborasi internasional, peralihan ke energi terbarukan diharapkan dapat mendukung swasembada energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"Kami telah memiliki strategi baru untuk lima tahun ke depan, dengan target pertumbuhan ekonomi minimal 8% secara berkelanjutan," tegas Hashim.
Dia juga menyatakan bahwa pengembangan sumber energi bersih sangat penting untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia. Dalam 15 tahun ke depan, kapasitas pembangkit energi terbarukan Indonesia ditargetkan bertambah 75% dari total penambahan kapasitas listrik sebesar 100 gigawatt (GW).
"Kami akan menjadi negara besar yang memenuhi tanggung jawab menjaga masa depan lingkungan. Kami sangat mengapresiasi kerja sama internasional untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," jelas Hashim.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa PLN mendukung penuh langkah pemerintah dalam menjalankan transisi energi. Berbagai kolaborasi dan inisiatif telah dijalankan PLN untuk mendukung proyek kelistrikan berkelanjutan.
Darmawan berharap, keterlibatan KfW dalam proyek-proyek hijau PLN akan menarik lebih banyak mitra internasional untuk berkolaborasi. Hal ini diharapkan dapat menciptakan strategi, teknis, dan investasi berkelanjutan dalam aksi iklim global.
"Kolaborasi ini menandakan langkah proaktif PLN dalam memperluas kemitraan internasional untuk meningkatkan swasembada energi nasional yang berkelanjutan," kata Darmawan.
Sustainability Officer KfW Group, Jürgen Kern, menjelaskan bahwa dukungan KfW kepada Indonesia merupakan bagian dari komitmen negara Jerman untuk mendukung kerja sama internasional dalam mencapai transformasi hijau.
Jürgen menambahkan bahwa PLN, sebagai pusat transisi energi Indonesia, memiliki komitmen kuat untuk menghijaukan sektor energi dan memastikan akses energi yang andal.
"Oleh karena itu, kami percaya bahwa Indonesia dan Jerman dapat terus memperkuat kemitraan di sektor energi, terutama dalam proyek energi bersih seperti panas bumi, air, dan transmisi. Untuk mencapai target NZE, diperlukan kolaborasi dan kemitraan yang baik," kata Jürgen.(*)