Dokter Tifa Tuding Gibran Gunakan Teleprompter dalam Pidato Rakornas
Pegiat media sosial, Dokter Tifa, menuduh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menggunakan teleprompter saat menyampaikan pidato di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 9 November 2024.
Tudingan tersebut disampaikan melalui cuitan di media sosial X, di mana Dokter Tifa menyebut, "Pemuja Fufufafa lihat pidato dengan bangga 'Wow hebat pidato lancar. Tanpa teks. Mantap.' Lihat dong layar teleprompter dengan tulisan segede gaban," tulisnya.
Dokter Tifa juga mengunggah video pidato Gibran yang disandingkan dengan foto Wakil Presiden tersebut saat berbicara di depan layar yang diduga merupakan teleprompter.
Cuitan tersebut menuai perhatian publik, yang kemudian memberikan berbagai tanggapan.
Beberapa pengguna media sosial memberikan kritik terhadap pidato Gibran, menyebut isinya kosong dan mudah untuk dibantah.
Akun @criticast_ menulis, "Gemes liat Gibran ngomong, isinya kosong, bisa didebat semua. Mulai dari yang ada cuma visi misi presiden, hello apa kabar otonomi daerah."
Akun lainnya, @MuriyantoYayang, menyebut bahwa Gibran tidak memiliki kapabilitas dan kompetensi yang cukup untuk memegang jabatan penting. "Dari sini kita bahwa Wapres kita tdk punya kapabilitas dan kompetensi," ujarnya.
Selain itu, beberapa komentar juga menyentil gaya pidato Gibran yang dianggap kurang jelas dan bertele-tele.
"Mau ngomong aja mikirnya lama banget.. Eh setelah keluar ternyata, (sekali lagi.. Saya garis bawahi.. ini penting..) lha wong bilang 'sekali lagi' Kok diulang-ulang. Itu namanya bukan sekali, tapi berkali-kali," tulis akun @nug_om.
Beberapa warganet juga mempertanyakan kebijakan terkait otonomi daerah, yang disinggung dalam pidato Gibran. Akun @NovieSylvia3 menambahkan, "Kenapa sih daerah harus ada visi misi?
Apaaih itu hak otonomi daerah? Ciyus nanya, kalau ada yang tau tolong kuliahi Fufufafa biar pintar dikit aja."
Sebelumnya, pidato Gibran di Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah yang berlangsung di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, pada 7 November 2024, mendapat sorotan tajam.
Dalam pidatonya, Gibran menekankan pentingnya kepala daerah untuk bersatu dan menyatakan bahwa visi misi serta program kerja yang harus diikuti adalah yang sudah ditetapkan oleh Presiden Prabowo.
Pernyataan tersebut kemudian ramai diperbincangkan, dengan banyak pihak menilai Gibran tidak memahami otonomi daerah dan dianggap mengeluarkan pidato yang kosong.