Blusukan Wakil Presiden Gibran Rakabuming di Palangka Raya pada 4 November 2024 berujung ricuh saat pembagian susu dan sembako.
Aksi blusukan ini digelar di sejumlah wilayah di Palangka Raya, termasuk di Pasar Mendawai.
Saat pembagian bantuan berlangsung, kericuhan terjadi karena antusiasme masyarakat yang berdesakan untuk mendapatkan susu dan sembako dari Wapres.
Peristiwa ini memicu reaksi dari warganet, yang mempertanyakan cara Wapres dalam menjalankan program blusukan tersebut.
Sejumlah warganet menilai bahwa kegiatan semacam ini tidak mencerminkan peran seorang wakil presiden yang seharusnya fokus pada kebijakan strategis.
Beberapa warganet di media sosial X mengungkapkan pandangan kritis terkait aksi bagi-bagi susu dan sembako tersebut.
Akun @Mdy_Asmara1701 menulis, “Pembagian susu dan sembako gratis wapres di Palangkaraya, Kalimantan Tengah berujung ricuh,” sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap metode yang digunakan.
Selain itu, beberapa warganet mempertanyakan relevansi pembagian bantuan tersebut dengan tugas seorang pemimpin nasional.
Komentar lain juga mengkritik pendekatan Wapres yang dinilai kurang efektif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.
Beberapa pengguna media sosial menyarankan agar Wapres Gibran lebih fokus pada program yang berdampak jangka panjang daripada sekadar aksi bagi-bagi bantuan.
Merujuk pada keterangan di wapresri.go.id, Wapres Gibran membagikan susu kepada anak-anak berusia di atas dua tahun.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan Wapres terhadap pemberian ASI eksklusif untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.(*)