Medan - Puluhan pria berambut cepak dan berbadan tegap diduga menyerang permukiman warga di Desa Selamat dan Desa Cinta Adil, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, pada Jumat (8/11) malam. Akibatnya, satu warga bernama Raden Barus dilaporkan meninggal dunia.
Penyebab pasti penyerangan ini belum diketahui. Namun, beredar informasi bahwa insiden tersebut bermula dari cekcok antara seorang personel TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan dengan warga setempat. Diduga, rekan-rekan personel tersebut kemudian melakukan penyerangan balasan ke permukiman warga.
Situasi pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari dilaporkan sangat mencekam, membuat warga setempat takut untuk keluar rumah. Puluhan pria berambut cepak diduga datang dengan membawa senjata tajam, menyerang, dan menganiaya warga tanpa ampun. Mobil ambulans terlihat berlalu-lalang untuk mengevakuasi warga yang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Salah satu korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan (18 tahun), menceritakan situasi mencekam yang dialaminya. Ia baru saja keluar rumah untuk membeli rokok ketika melihat sekelompok pria datang ke kampungnya. Melihat situasi yang memanas karena mereka membawa senjata tajam, ia memutuskan untuk melarikan diri ke rumah neneknya.
Namun, Rofikar tetap dikejar oleh puluhan orang yang kemudian merangsek masuk ke rumah neneknya. Awalnya, kelompok tersebut menanyakan keberadaan seseorang yang disebut sebagai "adiknya," namun Rofikar mengaku tidak mengetahui orang yang dimaksud. Para penyerang kemudian mendobrak pintu rumah, menyeret Rofikar keluar, dan memukulinya menggunakan berbagai benda tumpul. Bahkan, tangan kanannya dipukul menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah untuk membeli rokok, tetapi melihat ada keramaian di gang kampung. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya," ujar Rofikar. "Di situ pintu didobrak, dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah saya buka pintu, saya diseret keluar dan dipukuli," lanjutnya.
Setelah diseret dan dipukuli, Rofikar mengaku dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan, di mana ia diperlakukan seperti seorang penjahat. Akibat kejadian ini, satu warga meninggal dunia, dan belasan lainnya mengalami luka-luka.
"Saya mengalami luka di kepala, punggung, dan tangan akibat dihantam dengan gagang pistol," kata Rofikar.(*)