Media asing baru-baru ini menyoroti program aduan masyarakat "Lapor Mas Wapres" yang diusung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sorotan tajam datang dari Channel News Asia (CNA), media asal Singapura, yang mengulas respon masyarakat Indonesia terhadap program tersebut.
Dalam pemberitaannya, CNA mencatat berbagai komentar publik yang mempertanyakan manfaat dari layanan aduan tersebut, bahkan ada yang menyebut program "Lapor Mas Wapres" sebagai hal yang aneh dan kontroversial. Sorotan ini semakin ramai dibahas setelah dibagikan di media sosial X.
Salah satu akun X, @NenkMonica, membagikan artikel tersebut dengan menyebutkan bahwa Channel News Asia, sebuah media terkemuka berbasis di Singapura, mengkritik program tersebut sebagai sesuatu yang tidak lazim dilakukan oleh seorang wakil presiden.
Reaksi publik di media sosial X pun tidak kalah ramai, dengan banyak warganet yang memberikan komentar kritis terhadap program ini. "Aneh memang, wapres itu pembantu presiden yang nggak punya kebijakan apa-apa. Dia seperti mau jalan sendiri," komentar @erwanrahman70.
Komentar lain juga mengarah pada penilaian bahwa program tersebut hanya untuk pencitraan, seperti yang disampaikan oleh @saktii100 yang menulis, "Emang tujuannya pencitraan doang." Beberapa netizen bahkan menganggap program tersebut memalukan, seperti yang disampaikan oleh @Ozypickers.
Ada juga yang mempertanyakan apakah program tersebut merupakan inisiatif pribadi Wapres Gibran, mengingat sebelumnya program-program pemerintah dipandang lebih fokus pada Presiden dan Menteri terkait. "Katanya gak ada program wapres, yang ada program presiden. Apakah ini program 'tim wapres' arahan mantan presiden 'Mulyono'? Aneh rezim ini, wapresnya punya visi misi program dan kegiatan sendiri," kata @hero_n_bhank.
Beberapa netizen juga berpendapat bahwa di era digital saat ini, layanan seperti "Lapor Mas Wapres" tidak terlalu dibutuhkan karena keluhan masyarakat dapat dengan mudah ditemukan melalui media sosial. "Sebenarnya untuk zaman sekarang, yang apa-apa serba medsos, nggak perlu membuat layanan khusus seperti itu. Cukup aktif di X dan sabar membaca komentar, sudah dipastikan akan menemukan setidaknya satu keluhan rakyat," komentar @budiprastiwi1.
Penciptaan program semacam ini, meskipun mendapat perhatian besar, tampaknya masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia.(*)