**Kronologi Insiden di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang Picu Reaksi Netizen Geram!**

Kronologi Kejadian Kekerasan di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya

Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur terjadi di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, melibatkan seorang siswa bernama Ethan (15 tahun) dan seorang siswa lain, Excel, dari SMA Cita Hati. Berikut kronologi peristiwa tersebut berdasarkan keterangan keluarga korban.

Kejadian bermula ketika Ethan bercanda dengan menyebut lawan main basket, Excel, memiliki "rambut lucu seperti poodle." Beberapa hari kemudian, keduanya bertemu di Next Gen di CW Surabaya, di mana Ethan dikenalkan kepada Excel. Tidak ada interaksi lebih lanjut antara mereka setelah pertemuan tersebut.

Pada Senin, 21 Oktober 2024, Ethan menerima pesan ancaman dari Excel yang memintanya membuat pernyataan bermaterai. Ethan, yang tidak memahami maksud dari permintaan tersebut, berkonsultasi dengan orang tuanya. Orang tua Ethan melarangnya untuk merespons permintaan Excel, mengingat keduanya masih di bawah umur.

Pada hari kejadian, Excel mengancam Ethan dengan menyatakan bahwa dia akan mendatangi Ethan di sekolah atau rumahnya. Excel juga menyebutkan nama orang tua Ethan dalam ancamannya. Ethan tetap tidak merespons dan menyampaikan kronologi ancaman tersebut kepada orang tuanya.

Ketika Mama Ethan datang menjemput Ethan di sekolah, ia terkejut melihat Excel hadir di lapangan sekolah bersama beberapa pria dewasa berpakaian bebas. Mama Ethan segera mencari Ethan, namun Ethan belum keluar. Dengan itikad baik, Mama Ethan mendekati Excel dan rekan-rekannya untuk mencegah keributan di lingkungan sekolah.

Salah satu pria yang mengaku bernama Dave, sepupu Excel, menuduh Ethan telah menyebut Excel sebagai anjing. Mama Ethan menjelaskan bahwa ini adalah kesalahpahaman anak-anak dan meminta maaf. Namun, Dave memotong penjelasannya dan mengatakan akan menghubungi ayah Excel.

Mama Ethan, yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran banyak pria dewasa, menghubungi Papa Ethan dan memintanya untuk datang ke sekolah agar dapat berdiskusi dengan Papa Excel.

Papa Ethan tiba dan sempat berbicara dengan Nouke, pelatih tinju Excel. Tak lama kemudian, Papa Excel, Ivan, tiba dengan emosi tinggi. Saat Papa Ethan mencoba berkenalan, Ivan mengabaikannya dan langsung berteriak mencari tahu siapa yang bersalah.

Di saat itu, terjadilah kekerasan verbal dan fisik terhadap Ethan. Ivan memaksa Ethan untuk meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong seperti anjing. Kejadian tersebut disaksikan oleh beberapa orang, termasuk petugas keamanan sekolah dan pihak Pakuwon, yang kemudian melerai dan meminta agar masalah diselesaikan di dalam gedung sekolah.

Di dalam gedung, perdebatan antara Papa Excel dan pihak sekolah berlanjut. Papa Excel meminta kepala sekolah menjadi mediator, tetapi kepala sekolah belum hadir saat itu. Ivan memberikan opsi untuk menyelesaikan masalah di dalam atau di luar sekolah. Dia bahkan mengusulkan agar Ethan dan Excel berkelahi, yang ditolak oleh orang tua Ethan.

Akhirnya, semua pihak masuk ke ruangan sekolah untuk mediasi dengan kehadiran kepala sekolah dan perwakilan guru. Ethan didampingi orang tuanya, sementara Excel didampingi ayahnya, pengacaranya, pelatih tinju, dan sepupunya.

Namun, Papa Excel tetap menuntut Ethan meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong. Tindakan kekerasan verbal dan fisik kembali terjadi, membuat Mama Ethan terkejut dan pingsan. Ia dibawa ke RS Mitra Keluarga karena asmanya kambuh.

Setelah kejadian ini, Papa Excel mengirim beberapa orang untuk meminta pertemuan dengan orang tua Ethan. Jika mereka menolak, Papa Excel dan kelompoknya mengancam akan datang ke rumah Ethan.

Dengan niat baik, orang tua Ethan setuju untuk bertemu. Di tempat pertemuan, Papa Excel hadir dengan beberapa orang yang mengaku sebagai aparat kepolisian. Ivan meminta orang tua Ethan untuk direkam dalam video dan menyatakan bahwa mereka sudah berdamai dan tidak ada masalah lagi.(*)

 

👇👇

Baca Juga