Kejaksaan Agung Mengungkap Kasus Lama, Rocky Gerung Menyatakan Ada Agenda Tersembunyi
Pengamat politik Rocky Gerung mengindikasikan ada agenda tersembunyi di balik pembongkaran kasus-kasus korupsi lama yang kini sedang gencar dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Rocky Gerung menyoroti langkah-langkah penegakan hukum ini yang dinilainya lebih dari sekadar upaya bersih-bersih pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, kasus-kasus yang sudah lama mengendap justru kembali diangkat ke permukaan saat ini seolah memiliki motif politik yang belum sepenuhnya terbuka ke publik.
“Lucu sekali ada anggota DPR yang menyarankan agar aparat hukum lebih fokus menangani kasus-kasus baru saja. Mereka ingin melupakan kasus lama,” ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.
Dalam pandangannya, usulan ini terdengar aneh, apalagi mengingat bahwa banyak kasus lama yang belum tuntas penanganannya dan berpotensi menyeret tokoh-tokoh besar.
Rocky Gerung menduga pembiaran kasus-kasus lama ini selama bertahun-tahun mungkin terkait dengan kepentingan politik tertentu.
Di era pemerintahan baru, kasus-kasus yang dulunya tersimpan rapat justru bisa menjadi alat untuk melumpuhkan rival politik tertentu.
“Ada permainan di mana kasus-kasus lama dipakai sebagai senjata politik untuk menciptakan ‘keamanan’ bagi kelompok tertentu,” lanjut Rocky Gerung.
Belakangan, publik dikejutkan dengan pengungkapan besar-besaran oleh Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi yang melibatkan pejabat, dengan temuan uang dan emas mencapai 1 triliun rupiah.
Rocky Gerung menyebut pengungkapan ini sebagai “seni instalasi” politik yang dipamerkan secara dramatis, memicu tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
“Kenapa harus digelar dan dipamerkan seolah-olah ada pameran seni? Ini tidak sekadar untuk memberi efek jera, tetapi ada efek politis di baliknya,” sindir Rocky Gerung.
Hal ini, menurutnya, hanya semakin mempertebal kecurigaan publik bahwa ada target tersembunyi yang lebih besar daripada sekadar memberantas korupsi.
Meski Prabowo telah membentuk kabinet baru, jabatan penting seperti Jaksa Agung, Kapolri, dan Panglima TNI masih dipegang oleh orang yang sama.
Rocky Gerung menduga hal ini bisa menjadi bagian dari strategi kekuasaan yang masih mempertahankan "aset" lama untuk agenda tertentu.
“Lihat saja jabatan mereka tidak diganti. Ini membuat masyarakat curiga bahwa penegakan hukum hanya untuk sasaran tertentu, bukan keadilan untuk semua,” jelas Rocky Gerung.
Menurutnya, ini bisa jadi tanda bahwa kasus-kasus yang diungkap sekarang justru dipilih secara selektif dan sarat nuansa politik.
Rocky Gerung juga menyoroti bagaimana temuan uang korupsi yang besar ini justru semakin memicu kemarahan publik, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Ironisnya, uang triliunan yang disita malah dipertontonkan sementara rakyat harus berjuang untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kesenjangan ini benar-benar menghina rakyat. Orang di atas sana hidup bergelimang harta dengan uang yang diduga hasil korupsi sementara masyarakat makin sulit,” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung berharap Presiden Prabowo benar-benar serius dalam memimpin upaya pemberantasan korupsi dan menegakkan keadilan bagi rakyat.
Pemerintah, menurutnya, harus menunjukkan bahwa hukum berdiri di atas kepentingan politik, bukan sebagai alat tawar-menawar.
“Tugas besar menanti Prabowo. Rakyat menunggu sikap tegas untuk membersihkan Indonesia dari korupsi tanpa pilih kasih,” tutup Rocky Gerung.(*)