OLEH: ADE MULYANA
Sentimen global kembali menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar valuta Asia hari ini. Minimnya sentimen domestik yang tersedia memaksa pelaku pasar untuk lebih mencermati situasi di pasar global. Pantauan menunjukkan bahwa mata uang utama dunia berhasil membukukan rebound teknikal di awal sesi pekan ini.
Rebound teknikal yang bertahan hingga sesi sore hari kedua pekan ini di Asia, Selasa, 19 November 2024, turut mengangkat mata uang Asia. Meskipun penguatan yang tercatat relatif terbatas, mata uang Asia berhasil menghindari kemerosotan yang lebih dalam.
Tidak terkecuali dengan Rupiah, yang berhasil menguat dalam rentang terbatas setelah hanya mencatatkan penguatan tipis pada sesi sebelumnya. Sentimen global yang kurang optimis menyulitkan Rupiah untuk mencatatkan penguatan yang signifikan.
Sentimen domestik sedikit terangkat dengan kabar "turun gunung" nya mantan Presiden Jokowi untuk mendukung pasangan RK (Ridwan Kamil)-Suswono dalam pemilihan Gubernur Jakarta. Langkah Jokowi ini seakan menguji pengaruhnya sebagai tokoh yang masih berpengaruh di politik Indonesia.
Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa tingkat elektabilitas pasangan RK-Suswono masih tertinggal dari pasangan Pramono-Rano dalam sejumlah survei, menjadikan dukungan Jokowi ini menarik untuk dicermati.
Namun, situasi Rupiah tetap sulit untuk membukukan penguatan signifikan di tengah tekanan sentimen global yang kurang menggembirakan. Gerak menguat Rupiah terkesan sekadar mengikuti potensi teknikal setelah terhantam serangkaian tekanan jual massif.
Hingga ulasan ini disusun, Rupiah berada di kisaran Rp15.825 per Dolar AS, menguat moderat 0,12 persen. Penguatan Rupiah juga tercermin dari situasi di pasar Asia, di mana sebagian besar mata uang Asia bergerak bervariasi namun terjebak dalam rentang sempit.
Secara keseluruhan, pelaku pasar masih menantikan rilis data ekonomi terkini dari AS, terutama terkait Indeks PMI flash dan keputusan The Fed mengenai kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut.(*)