Manuver Pandu Patria Sjahrir Masuk Pengurus BP Danantara Menjadi Sorotan
Manuver Pandu Patria Sjahrir yang dikabarkan masuk sebagai pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) menuai sorotan. Keponakan Luhut Binsar Pandjaitan ini diragukan kapasitasnya untuk mengelola badan yang diproyeksikan menjadi superholding BUMN tersebut.
Kabar masuknya Pandu Sjahrir ini pun ramai dibicarakan warganet di media sosial Instagram. Banyak warganet yang meragukan kapasitas Wakil Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) ini dalam menjalankan tugasnya di BP Danantara. "Loh jangan sampe lah, dana yang begitu besar harus orang yang kredibel atau loyalis Prabowo lah," kritik salah satu pengguna Instagram.
Beberapa warganet lainnya menyatakan bahwa meskipun rencana pembentukan BP Danantara cukup baik, hal itu akan menjadi sia-sia jika dikelola oleh orang yang tidak tepat. "Rencana yang tepat tapi jika dikelola oleh orang yang salah, maka akan menghancurkan negara. Pilihlah secara profesional, jangan karena a atau b, lihat juga track record-nya ke belakang," balas warganet lainnya.
Komentar menggelitik juga disampaikan warganet terkait hubungan Pandu Sjahrir dengan Luhut. Luhut sebelumnya dikenal dengan julukan "Menteri Segala Urusan" di era pemerintahan Joko Widodo karena perannya yang sangat dominan di berbagai kementerian. "Yah dia lagi," komentar seorang warganet dengan nada sindiran.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadwalkan peresmian BP Danantara pada Kamis, 7 November 2024. Namun, peresmian tersebut akhirnya ditunda.
Dikabarkan, Prabowo menunjuk Rosan P Roeslani sebagai Chairman BP Danantara, sementara CEO BP Danantara dijabat oleh Muliaman D Hadad. BP Danantara nantinya akan mengonsolidasikan tujuh BUMN besar dan mengelola aset dengan nilai sekitar 600 miliar Dolar AS atau sekitar Rp9.504 triliun, berdasarkan asumsi kurs Rp15.840 per Dolar AS.(*)