Warganet menilai dukungan yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin, dalam Pilkada 2024, sebagai langkah yang keterlaluan dan tidak pada tempatnya.
Dukungan tersebut dinilai tidak hanya melanggar etika, tetapi juga berpotensi merendahkan posisi Presiden Republik Indonesia yang seharusnya lebih netral dalam konteks politik daerah.
Sebuah video yang diunggah oleh Ahmad Luthfi di media sosial memperlihatkan Presiden Prabowo yang menyampaikan dukungan terhadap pasangan calon tersebut.
Dalam video tersebut, Prabowo meminta rakyat Jawa Tengah untuk memilih Luthfi dan Taj Yasin di Pilkada mendatang. Namun, banyak warganet yang menilai pernyataan tersebut tidak pantas mengingat posisi ganda Prabowo sebagai Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra.
Reaksi publik semakin memanas setelah video tersebut beredar luas. Banyak yang menyebutkan bahwa tindakan Prabowo justru menunjukkan bahwa ia lebih cenderung menjadi "boneka" politisi yang haus kekuasaan, ketimbang mengedepankan jabatannya sebagai Presiden.
Akun Twitter @ch_chotimah2 bahkan menulis bahwa Prabowo seharusnya dijauhkan dari orang-orang yang memanfaatkan posisinya. "Jadikan Prabowo macan Asia, bukan boneka politisi haus kekuasaan," tulis akun tersebut.
Video dukungan tersebut juga memicu perdebatan di media sosial, dengan warganet yang terbagi antara yang mendukung dan yang mengkritik.
Banyak yang menilai bahwa langkah Prabowo sebagai Presiden seharusnya lebih bijak dan tidak terlibat dalam politik praktis yang dapat menurunkan martabatnya.
Kritik ini juga datang dari para pendukung Prabowo yang mengingatkan agar ia tidak selalu dibenarkan dalam setiap tindakannya.
Hingga saat ini, perdebatan mengenai video tersebut masih terus berlanjut di media sosial, dengan banyak pihak mempertanyakan langkah Prabowo dalam konteks kebijakan politik yang lebih besar.(*)