Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ekonomi Jepang Tengah Terpuruk, Tokyo Disebut Jadi 'Ibu Kota Seks' Asia

 Ekonomi Jepang Tengah Terpuruk, Tokyo Disebut Jadi 'Ibu Kota Seks' Asia

Okubo Park, yang terletak di distrik Kabukicho, Shinjuku, Tokyo, telah menjadi lokasi transaksi seksual yang marak. Banyak pria berkeliaran di area tersebut, mata mereka bergerak cepat mencari kandidat untuk memenuhi hasrat mereka. Keadaan ekonomi Jepang yang terpuruk kini membuat Tokyo disebut sebagai 'ibu kota seks' Asia.

Di masa-masa keemasan ekonomi Jepang, banyak pria Jepang yang menjelajah ke luar negeri untuk mencari sensasi hubungan gelap dengan perempuan dari negara-negara miskin. Namun, keadaan kini berbalik, dengan banyaknya pria asing yang berbondong-bondong ke Tokyo untuk 'wisata seks', seiring melemahnya nilai yen dan meningkatnya kemiskinan di dalam negeri.

Yoshihide Tanaka, sekretaris jenderal Dewan Penghubung Pelindung Pemuda (Seiboren), menggambarkan situasi ini sebagai suram. "Jepang telah menjadi negara miskin," ujarnya dalam wawancara dengan South China Morning Post, Minggu (17/11/2024).

Di sekitar kantor Seiboren, ada wilayah yang kini identik dengan perdagangan seks, termasuk Okubo Park. Sejumlah perempuan muda terlihat menunggu para 'tamu' sejak sore hari menjelang malam. Tanaka mencatat, sejak pembatasan perjalanan era pandemi dicabut, jumlah pria asing yang datang ke tempat ini meningkat. "Kami melihat lebih banyak lelaki asing. Mereka datang dari berbagai negara, terutama China," ucapnya.

Situasi ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah remaja dan perempuan muda yang terpaksa beralih ke industri seks untuk bertahan hidup, sementara kekerasan terhadap mereka juga semakin meningkat. Okubo Park kini menjadi bagian dari 'pengalaman pariwisata' bagi pengunjung asing yang datang untuk membeli seks berbayar.

Tidak ada muncikari yang terlibat di Okubo Park, hanya pria, termasuk warga negara asing, yang mencari seks dengan perempuan muda di sana. Pada malam hari, sekitar 30 perempuan berkumpul menunggu dipanggil oleh calon pelanggan. Beberapa pria bahkan membawa kamera untuk mengambil gambar perempuan tersebut secara diam-diam atau menyiarkan kejadian itu di media sosial.

Kawasan Kabukicho memang terkenal dengan prostitusi jalanan yang tidak teratur. Beberapa perempuan yang terlibat dalam perdagangan seks di sana bahkan masih di bawah umur dan melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.

Kazuna Kanajiri, perwakilan Paps, lembaga yang mendukung korban kekerasan seksual, menyatakan, "Di Kabukicho, setiap perempuan yang berjalan di sekitar sana akan didekati oleh orang yang mencoba merekrut mereka untuk aktivitas seksual." Ia juga menambahkan bahwa belum ada langkah efektif untuk menangani masalah ini.

Polisi Tokyo telah melakukan beberapa penindakan, dengan 140 perempuan ditangkap terkait prostitusi jalanan pada tahun 2023. Sebagian besar dari mereka dijajakan oleh klub dewasa, yang memaksa pekerja untuk membayar kembali utang mereka.

Walaupun penegakan hukum ada, pekerja seks sering kali menghadapi kekerasan fisik dan pemerasan. Seorang pekerja bernama Miya menceritakan pengalaman temannya yang dipukuli oleh seorang pelanggan asing yang merasa tidak puas dan meminta uangnya kembali. Miya dan temannya memilih untuk tidak melapor, karena merasa kecil kemungkinan mereka mendapatkan keadilan.

Di sisi lain, Yuriko Ueki, yang memimpin divisi hiburan dewasa di Kepolisian Metropolitan Tokyo, menyatakan bahwa meskipun undang-undang anti-prostitusi tidak berlaku untuk pembeli seks, polisi tetap berkomitmen untuk menindak kekerasan terhadap perempuan. Ia mengimbau individu dan organisasi untuk lebih mudah berkonsultasi dengan polisi terkait insiden kekerasan.

Di Jepang, hukum melarang penjualan seks dengan uang, tetapi hanya untuk penetrasi. Sanksi pidana hanya dikenakan kepada 'penjual' seks, bukan 'pembeli'. Banyak pegiat gender mendesak agar hukum ini direvisi, agar hukuman pidana juga diterapkan pada pembeli seks, yang menurut mereka akan membantu mengurangi permintaan terhadap prostitusi dan melindungi perempuan dari kekerasan.

"Sistem ini akan memungkinkan perempuan untuk melaporkan pelanggan yang melakukan kekerasan dengan aman sekaligus mengurangi permintaan terhadap layanan seksual," kata Kanajiri.(*)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved