Eko Patrio Curhat Soal Gaji DPR yang Kecil, Namun Harta Kekayaan Naik Rp40 Miliar dalam 4 Tahun
Di tengah kontroversi mengenai kesejahteraan anggota DPR, Eko Patrio justru melontarkan keluhan yang mengejutkan. Ia mengungkapkan bahwa gaji wakil rakyat sering kali terasa “minus” atau tidak mencukupi.
Namun, di balik curhat soal potongan penghasilan tersebut, data menunjukkan fakta yang cukup mencengangkan. Dalam empat tahun terakhir, harta kekayaan Eko yang juga dikenal sebagai komedian papan atas, justru melonjak drastis hingga Rp40 miliar.
Eko Patrio, yang kini memasuki periode keempat sebagai anggota DPR RI, tercatat secara berkala melaporkan harta kekayaannya melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Berdasarkan data terbaru per 2 September 2024, total kekayaan Eko tercatat mencapai Rp131,52 miliar.
Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan, mengingat pada tahun 2010 kekayaannya tercatat sebesar Rp23,64 miliar. Kemudian, pada 2018, angka itu melesat menjadi Rp90,15 miliar dan terus bertambah menjadi Rp131,51 miliar pada 2022. Dengan kata lain, dalam periode 2018 hingga 2022, kekayaannya bertambah sekitar Rp40 miliar.
Meski kekayaannya terus meroket, Eko justru curhat bahwa penghasilannya sebagai politisi tidak sebanding dengan dunia hiburan. Dalam sebuah kesempatan berbincang dengan mantan Ketua KPK Abraham Samad melalui YouTube, Eko mengungkapkan bahwa pendapatan sebagai komedian jauh lebih menggiurkan.
“Kalau bicara soal duit, lebih banyak dari dunia artis,” ujar Eko dalam YouTube Abraham Samad, Sabtu, 9 November 2024. Ia menjelaskan, untuk artis top, sekali tampil minimal bisa memperoleh Rp25 juta. Dengan kerja 5 jam saja, penghasilan bisa mencapai Rp125 juta. Eko bahkan menyebutkan bahwa artis yang belum terkenal pun bisa meraup penghasilan sekitar Rp5 juta per acara. Jika rutin tampil selama 30 hari, penghasilan mereka bisa mencapai Rp150 juta sebulan, jauh melebihi gaji seorang anggota dewan.
Berbicara soal gaji DPR, Eko menjelaskan bahwa penghasilan bulanannya yang sebesar Rp62 juta harus dipotong sekitar 25 persen untuk partai. Selain itu, ia juga mengaku bahwa banyak pengeluaran lain, seperti biaya proposal dan kebutuhan lainnya, yang kadang membuat gajinya “minus”.
Namun, Abraham Samad yang berada di hadapan Eko tampak tidak begitu percaya dengan keluhan tersebut. “Tapi kan ada uang-uang lain,” kata Samad, merujuk pada tunjangan dan dana tambahan yang kerap diterima anggota dewan.
Eko pun menjelaskan bahwa dana tersebut bukan untuk keperluan pribadi, melainkan digunakan untuk masyarakat, seperti dalam program pembangunan melalui dana reses. Meskipun demikian, banyak netizen yang skeptis dan mempertanyakan bagaimana bisa Eko merasa gajinya kurang, sementara kekayaannya justru terus bertambah.
“Gaji minus tapi tabungan bisa naik miliaran, itu rumus matematika politik yang susah dimengerti,” sindir seorang netizen. Sementara netizen lainnya bertanya, “Itu duitnya segitu banyak bisa datang sendiri pak Eko? Mau dong kalau 4 tahun segitu mah.”
Kendati demikian, kontroversi ini masih terus menjadi bahan pembicaraan di kalangan publik, dengan banyak pihak yang mempertanyakan keabsahan dan rasionalitas klaim Eko.(*)