Kasus dugaan skandal akademik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, terus bergulir. Setelah menjadi sorotan karena masa studi doktoralnya yang hanya dua tahun, isu ini semakin rumit.
Persoalan ini mengemuka setelah Jaringan Advokasi Tambang Nasional (Jatam) menyatakan protes karena dicantumkan sebagai narasumber utama dalam disertasi Bahlil. Pihak Jatam menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan wawancara dengan Bahlil.
Disertasi Bahlil berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia." Pernyataan protes tersebut telah disampaikan kepada pihak Universitas Indonesia (UI), tempat Bahlil menempuh pendidikan doktoralnya.
Dalam surat yang diajukan kepada UI, Koordinator Nasional Jatam, Melky Nahar, menyebutkan nama Ismi Azkya sebagai orang yang melakukan wawancara untuk disertasi Bahlil.
“Kami tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis maupun lisan, untuk menjadi informan bagi disertasi Bahlil,” ujar Melky.
Bagaimana Peran Ismi?
Melky menjelaskan bahwa Ismi pernah datang ke Kantor Jatam untuk wawancara, namun tidak menyebutkan bahwa wawancara tersebut dilakukan untuk disertasi Bahlil. Jatam baru menyadari bahwa nama mereka dicatut setelah ujian terbuka doktor Bahlil selesai. Saat itu, Jatam meminta klarifikasi kepada Ismi.
Ismi kemudian membalas pesan dari Jatam dengan meminta maaf, namun setelah itu memblokir kontak Jatam. Dalam pesannya, Ismi menulis, “Sebelumnya mohon maaf, kak, saya kurang paham sejauh itu karena saya hanya diminta untuk bantu wawancara.”
Ismi sempat memberikan kontak kepada pihak Jatam, namun tidak memberikan informasi siapa yang bertanggung jawab terkait wawancara tersebut.
“Ismi Azkya tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan penelitiannya setelah kami mengetahui nama Jatam dicatut sebagai informan utama dalam disertasi Bahlil,” lanjut Melky.
Melalui kutipan dari JawaPos, diketahui bahwa Ismi merupakan lulusan Universitas Indonesia tahun 2022 dan bekerja sebagai Asisten Peneliti di Lembaga Demografi UI sejak 2023.
“Kami menduga Ismi merupakan bagian dari praktik perjokian karya ilmiah untuk kepentingan disertasi Bahlil,” ungkap Melky.(*)