Aksi Penghadangan Truk Tambang di PIK 2 Berujung Kerusuhan
Ratusan orang melakukan aksi penghadangan dan perusakan terhadap kendaraan truk tambang yang sedang melintas di pembangunan proyek strategis nasional di Pantai Indah Kosambi (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis, 7 November 2024. Aksi tersebut dipicu oleh kecelakaan lalu lintas yang menimpa salah seorang anak warga setempat.
Belasan truk tambang yang melintas di jalan tersebut menjadi sasaran kemarahan warga. Kaca-kaca mobil dihancurkan, roda ban dikempesi, bahkan satu unit truk dibakar. Sejumlah warga juga terlihat menjarah suku cadang dari kendaraan yang rusak.
Terkait peristiwa tersebut, sejumlah pihak mengusulkan agar proyek-proyek swasta tidak dilabeli sebagai proyek strategis nasional (PSN). Salah satunya adalah politisi dan anggota DPR RI asal Banten, Mulyanto, yang mengkritik dampak sosial yang ditimbulkan oleh proyek PIK 2.
"Dampak sosial PIK 2 mulai bermunculan. Biarkan PIK 2 sebagai proyek swasta, jangan dilabeli sebagai PSN. Agar lebih profesional dan proporsional," tegas Mulyanto melalui cuitannya di X, Jumat, 8 November 2024.
Ia juga mengungkapkan penentangannya terhadap PSN PIK 2. "PSN PIK 2 itu wajib dibatalkan! Kembalikan penguasaan tanah kepada rakyat untuk kesejahteraan petani. Pulihkan kembali ekosistem pantai dan laut untuk kesejahteraan nelayan. Tidak ada kompromi untuk PSN PIK 2. Itu murni kejahatan!" tambah Mulyanto.
Akibat kerusuhan tersebut, Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota mengamankan 22 orang yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap petugas. "Ada 22 anak yang kami amankan semalam. Mereka bisa pulang kalau orang tuanya datang menjemput. Mereka aman, kami kasih makan dan minum. Kami sudah membubarkan mereka, tetapi mereka malah terus berkumpul, jadi terpaksa kami bubarkan," kata Kepala Polres Metro Tangerang, Komisaris Besar Polisi Zain Dwi Nugroho, di Tangerang, Jumat, dikutip dari ANTARA.
Tindakan antisipatif ini dilakukan setelah aksi penyerangan terhadap petugas di lokasi kerusuhan. Puluhan orang yang diamankan merupakan kelompok yang tidak menghiraukan imbauan petugas setelah terjadinya blokade jalan dan perusakan truk oleh warga setempat.
"Saat itu malam hari, anak-anak muda dan remaja malah menyerang petugas dan membakar ban di jalan. Kami memberikan imbauan serta upaya pencegahan, namun mereka terus berkumpul," tambah Zain.(*)