Buku "Gibran The Next President" Memicu Reaksi Emosi Warganet, Dituding Menghindar dari Pertanyaan Wartawan
Buku dengan judul Gibran The Next President kini menjadi perhatian publik di media sosial. Kemunculan buku tersebut memicu beragam reaksi, terutama dari warganet yang menilai Gibran Rakabuming seharusnya lebih fokus pada tugasnya sebagai Wakil Presiden Indonesia daripada memikirkan ambisi untuk menjadi presiden.
Buku yang beredar di sosial media menampilkan wajah Gibran Rakabuming di sampul depan. Kemunculannya pertama kali diunggah oleh akun @Boediantar4 di X Indonesia. Namun, hingga saat ini, keaslian buku tersebut belum dapat dipastikan.
Reaksi warganet terhadap buku ini cukup emosional. Banyak yang merasa tidak setuju dengan ide bahwa Gibran sudah mulai berpikir untuk menjadi Presiden Indonesia, sementara ia baru menjabat sebagai Wakil Presiden. Beberapa warganet menilai Gibran seharusnya lebih fokus pada pengentasan kemiskinan dan kebijakan pro-rakyat sebelum memikirkan jabatan presiden.
"Prabowo mau suksesornya orang berbakat," tulis akun @Xpert_thinker.
"Wajar kita nggak punya blue print pendidikan dari dulu karena takut rakyatnya pintar-pintar," tulis akun @Rahmad_99.
Beberapa warganet bahkan menilai tindakan Gibran yang mulai membicarakan kemungkinan dirinya menjadi presiden sebagai bentuk curi start dalam pencalonan. "Orang mulai kampanye ya setahun sebelum pemilihan, lah kalau dia sudah mulai sekarang, ya curi start namanya," tulis akun @Realpolitik_07.
Selain itu, kritik juga datang mengenai kinerja Gibran yang dianggap belum menunjukkan pencapaian yang cukup untuk rakyat. "Blum apa-apa sudah the next presiden. Bekerja lah dulu buat rakyat, bersihkan dulu jejak fufufafa biar lebih elegan untuk tampil," tulis @Politica_Comment.
Kritikan juga muncul terkait sikap Gibran yang sering menghindar dari pertanyaan wartawan. "Di tanya wartawan aja kabur, so-so an mau jadi presiden," tulis akun @Gue_Opinion.
Reaksi-reaksi tersebut mencerminkan ketidakpuasan sebagian warganet yang menganggap ambisi Gibran untuk maju sebagai calon presiden terlalu dini, mengingat ia baru saja menjabat sebagai Wakil Presiden dan belum menunjukkan kontribusi yang jelas bagi rakyat.(*)