MoU antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China terkait dukungan pendanaan untuk program makan bergizi gratis menuai kritik tajam dari publik. Beberapa pihak menilai bahwa kerja sama ini berpotensi membawa dampak negatif bagi sektor pertanian dalam negeri, salah satunya dalam bentuk banjirnya produk pertanian impor ke Indonesia.
Sebagai informasi, program makan bergizi gratis yang merupakan inisiatif dari Prabowo Gibran akan mendapatkan dukungan pendanaan dari Pemerintah China. MoU tersebut telah ditandatangani, dengan Pemerintah China memberikan pembiayaan untuk mendukung program ini.
Meski demikian, sejumlah warganet di platform X Indonesia menunjukkan sikap pesimis terhadap perjanjian kerja sama tersebut. Mereka menilai Indonesia bisa dirugikan, terutama karena masuknya produk pertanian impor dalam jumlah besar. Salah satu akun yang menyampaikan kekhawatiran ini adalah @hnirankana, yang menyebutkan bahwa dampak banjir produk impor bisa mengancam harga hasil pertanian lokal dan merugikan petani Indonesia.
Selain itu, pengguna lain menyebut bahwa MoU ini akan menekan harga sayuran lokal, yang diperparah dengan tingginya harga pupuk dan akses terbatas bagi petani kecil untuk mendapatkan pupuk.
Sebelumnya, kerja sama antara Indonesia dan China dalam bidang infrastruktur pun pernah dikritik karena dinilai lebih menguntungkan China. Beberapa proyek infrastruktur menunjukkan adanya tenaga kerja dan bahan baku yang dibawa dari China, serta gaji pekerja asal China yang lebih tinggi dibandingkan pekerja lokal.
Dalam MoU yang bertajuk Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia, kedua negara menyepakati pendanaan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui program makan bergizi gratis di Indonesia.(*)