Komunitas "MARAH MARAH" Ungkap Kemarahan dan Kekecewaan di Media Sosial
Komunitas "MARAH MARAH" yang dikenal dengan ekspresi kemarahan yang sering diluapkan di media sosial, kembali menjadi perbincangan setelah berbagai postingan viral yang muncul di lini masa. Dalam berbagai percakapan yang tersebar, anggota komunitas ini saling berkomentar mengenai isu-isu sosial yang sedang tren, sambil mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap berbagai kejadian yang sedang berlangsung.
Salah satu percakapan yang menarik perhatian datang dari akun @jazuvic4, yang mengeluh karena komentarnya langsung diblokir setelah memberikan opini negatif. "Habis komen jelek langsung gabisa komen bjirr," tulis akun tersebut, menggambarkan ketidakpuasannya terhadap sikap orang yang tidak bisa menerima kritik.
Selain itu, beberapa anggota komunitas lainnya juga mengungkapkan keluh kesah mereka mengenai situasi yang sedang berkembang. Akun @sajakheningku menulis, "Astagfirullahaladzim kalsel pulang, membari supan 😫😭," yang mencerminkan kekecewaannya terhadap kejadian yang tidak menyenangkan di daerah tersebut. Sementara itu, @Lyaksoo berkomentar dengan ungkapan, "Masih ad alih urg nang katuju ky itu kesah banar maobati orang padahal mk meambil kesempatan dlm kesempitan😑," yang seakan-akan mencerminkan keprihatinan terhadap orang yang memanfaatkan situasi sulit untuk keuntungan pribadi.
Namun, tidak hanya kekecewaan yang disuarakan, ada juga anggota komunitas yang memberi dukungan moral. Akun @yunitaapriliya, misalnya, menulis, "Allah akan balas, tp gaboleh ngerepotin Allah mulu kak," yang menunjukkan pesan positif untuk tetap bersabar dan mempercayakan segalanya kepada Tuhan.
Tentu saja, komentar yang beredar tidak hanya tentang kekecewaan dan harapan, tetapi juga mengenai fenomena yang sedang tren. @jia_jijul menyoroti fenomena "dukun-dukun berkedok agama" yang sering kali meresahkan masyarakat. "Dukun-dukun berkedok agama memang meresahkan," tulisnya, menggambarkan pandangannya mengenai beberapa individu yang mengeksploitasi agama untuk kepentingan pribadi.
Salah satu percakapan yang cukup viral adalah terkait dengan sebuah video yang diunggah di TikTok. Akun @Joenderly97 membagikan pengalamannya dengan menonton video seorang dukun yang diduga dapat menyembuhkan anak dengan speech delay. "Weh aku pernah liat videonya di tiktok, dia sembuhin anak speech delay. Cuma aneh bgt masa cuma di urut bisa langsung ngomong, yg namanya speech delay kan pasti bertahap bisa ngomongnya," tulisnya, yang diikuti dengan keluhan mengenai fenomena tersebut.
Beberapa komentar lainnya juga menyuarakan keraguan dan ketidakpuasan terhadap fenomena dukun yang semakin marak. Akun @4belasagustus mengomentari mengenai tindakan penghapusan komentar di TikTok, dengan menulis, "komen ditiktok diapus²in kudu viral ini." Sementara akun @adawiyahriwan menanggapi fenomena ini dengan pandangan lebih keras, "dukun kalo gak nipu ya cabul."
Kontroversi yang Muncul dari Komentar di Media Sosial
Komunitas ini kembali menunjukkan bahwa platform media sosial, seperti TikTok dan X (sebelumnya Twitter), menjadi arena bagi pengguna untuk saling berinteraksi dan mengungkapkan pendapat mereka mengenai berbagai isu yang sedang berkembang. Dalam hal ini, anggota komunitas MARAH MARAH semakin aktif menggunakan platform tersebut untuk meluapkan perasaan mereka terhadap berbagai permasalahan yang ada di sekitar mereka.
Komentar-komentar yang muncul di lini masa juga sering kali penuh dengan ekspresi kemarahan dan kekecewaan terhadap berbagai fenomena sosial, mulai dari tindak penipuan yang melibatkan dukun berkedok agama hingga fenomena viral yang muncul di media sosial. Meskipun beberapa anggota memberikan dukungan moral dan positif, banyak pula yang menyuarakan keraguan mereka terhadap fenomena tertentu yang dianggap tidak rasional.
Dalam berbagai percakapan ini, kita dapat melihat bagaimana media sosial menjadi tempat bagi komunitas untuk berbagi pendapat dan saling berinteraksi. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang menyoroti bahwa perilaku yang mengarah pada fitnah dan penyebaran hoax juga menjadi bagian dari percakapan yang terjadi di dunia maya.
Selain itu, tampaknya banyak anggota komunitas yang semakin kritis terhadap isu-isu yang ada, dengan menyuarakan kekecewaan terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak bertanggung jawab atau memanfaatkan situasi sulit demi keuntungan pribadi.
Komentar Lainnya yang Mewarnai Percakapan di Komunitas
Akun-akun seperti @vireedaily mengungkapkan bahwa mereka mendukung sikap sabar dalam menghadapi masalah, dengan menulis, "that's 'nunggu allah yg balas nunggu allah yg balas, sini nah ku bantu balas'😭." Ini menunjukkan bahwa banyak anggota komunitas yang memilih untuk tetap bersabar dan berharap balasan datang dari Tuhan.
Akun @dkdikeey juga menyentuh tentang trauma yang dirasakan oleh seseorang yang terlibat dalam situasi sulit, "ya Allah, sodaramu kek apa skarang nder? trauma bnar inya tu pasti.. coba bawa keluar komun biar makin luas jangkauannya." Ungkapan ini menggambarkan kepedulian terhadap kondisi emosional dan psikologis individu yang terlibat dalam situasi tersebut.
Sementara itu, akun @28Ardiena30144 berbagi pengalaman pribadi terkait dengan penyebaran informasi yang semakin viral. "Maka ini viral banar sampai ke tjg2 sini, mana abahku suah menyambat jua hndak bawa ading kesitu hehh," tulisnya, yang mengungkapkan betapa cepatnya informasi ini tersebar di kalangan keluarga dan kerabat.
Penutup
Komunitas MARAH MARAH telah menunjukkan bagaimana media sosial menjadi tempat bagi individu untuk berbagi perasaan mereka, baik itu kemarahan, ketidakpuasan, atau bahkan keprihatinan terhadap masalah sosial. Percakapan yang terjadi di dalam komunitas ini juga mencerminkan bagaimana isu-isu sosial dan fenomena yang berkembang dapat mempengaruhi pandangan dan sikap anggota masyarakat terhadap hal-hal yang sedang tren.
Namun, tidak hanya sisi negatif yang muncul dari percakapan ini, tetapi juga adanya pesan positif dan dukungan moral yang saling menguatkan antaranggota komunitas. Meskipun begitu, penting untuk selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi agar tidak jatuh pada penyebaran hoax atau fitnah yang dapat merugikan pihak lain.
Akun-akun yang terlibat dalam percakapan di komunitas ini, antara lain @jazuvic4, @sajakheningku, @Lyaksoo, @yunitaapriliya, @jia_jijul, @theanonivers, @cepetmarah, @MantraSmara, @Joenderly97, @khairrr_03, @dkdikeey, @28Ardiena30144, @vireedaily, @adawiyahriwan, dan @4belasagustus, saling berbagi pendapat dan komentar mengenai topik-topik yang relevan dengan kondisi sosial saat ini.(*)