Muhammad Said Didu Soroti Buku "Gibran The Next President", Sebut Gibran Dipersiapkan Jadi Presiden Boneka
Pengamat kebijakan publik Muhammad Said Didu memberikan sorotan tajam terhadap buku yang sedang viral berjudul Gibran The Next President. Dalam cuitannya di akun X miliknya, Said Didu menilai bahwa Gibran Rakabuming Raka tengah dipersiapkan untuk menjadi "presiden boneka" oleh kekuatan oligarki.
"Ini keinginan dan sedang dipersiapkan oleh oligarki untuk jadi boneka," tulis Said Didu melalui akun X @msaid_didu pada 5 Oktober. Cuitan tersebut sebagai tanggapan atas beredarnya buku yang memuat pandangan tentang masa depan politik Gibran, yang dipandang oleh sebagian pihak sebagai langkah awal menuju posisi presiden.
Buku Gibran The Next President, yang memiliki sampul berwarna biru dan menampilkan foto Gibran sebagai Wakil Presiden, kini menjadi perbincangan publik. Buku ini diterbitkan meskipun Gibran dan Prabowo Subianto belum resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden. Berdasarkan penelusuran, buku tersebut adalah karya Ahmad Bahar, yang diterbitkan pada Juli lalu di Solo, dan berisi 136 halaman dengan 14 esai terkait potensi kepemimpinan Gibran.
Walaupun disebutkan dalam penulisan buku tersebut bahwa Gibran tidak terlibat langsung, buku ini tetap memicu kontroversi. Beberapa pihak mempertanyakan timing dan motif penerbitannya, mengingat Gibran belum menjabat dalam posisi resmi.
Said Didu, yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menteri ESDM, mengkritik adanya upaya untuk menghalangi orang-orang yang dianggap cerdas dan jujur untuk maju dalam politik. "Inilah mengapa orang pintar, cerdas, dan jujur selalu dihalangi untuk nyalon jadi pemimpin, oligarki tak ingin kehilangan apa yang sudah mereka dapatkan, rakyat akan selalu dipelihara agar tetap bodoh dan miskin, sehingga mudah dieksploitasi sesuai kebutuhan," tulisnya dalam cuitan lanjutan.
Polemik ini juga didukung oleh sejumlah netizen, seperti yang ditulis oleh @qentrunx, yang menyatakan bahwa oligarki berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan menahan pemimpin yang berintegritas. Netizen @Anakpejuang45 pun mengungkapkan pendapat serupa, menyebutkan bahwa oligarki menginginkan pemimpin dari kalangan yang kurang beretika, sementara rakyat menginginkan presiden yang cerdas, berilmu, dan beradab.
Selain itu, banyak pengamat yang menilai bahwa Gibran kini sedang gencar melakukan kegiatan sosial seperti blusukan dan membagikan sembako, yang dianggap sebagai strategi politik untuk memperkuat dukungan publik dalam Pemilu 2024 mendatang.(*)