Jatam Protes Disertasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Muhammad Said Didu Sentil Universitas Indonesia
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengungkapkan protes terkait disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang mencantumkan Jatam sebagai informan utama tanpa persetujuan. Protes ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, yang memberi sentilan keras terhadap Universitas Indonesia (UI).
Said Didu melalui akun X-nya pada Jumat, 8 November 2024, menilai bahwa hal ini mencerminkan kerusakan dalam etika keilmuan di Indonesia. "Betapa rusaknya negeri ini. Perguruan Tinggi terbaik seperti @univ_indonesia sudah menghalalkan etika keilmuan," kata Said Didu, merujuk pada Universitas Indonesia yang dikenal sebagai perguruan tinggi terbaik di tanah air.
Menurut Said Didu, jika data dalam disertasi yang digunakan oleh Bahlil Lahadalia salah atau diperoleh dengan cara yang tidak sah, maka seharusnya disertasi tersebut dibatalkan, bukan hanya direvisi setelah ujian terbuka. "Jika data disertasi yang digunakan salah atau diperoleh secara tidak sah maka disertasi batal - bukan direvisi setelah ujian terbuka," tambahnya.
Koordinator Nasional Jatam, Melky Nahar, sebelumnya menyampaikan keberatannya atas disertasi doktoral Bahlil Lahadalia yang berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia." Melky menegaskan bahwa Jatam tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis maupun lisan, untuk menjadi informan utama dalam disertasi tersebut.
Merespons hal tersebut, Kepala Biro Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI), Amelita Lusia, menyebutkan bahwa Bahlil Lahadalia sedang menjalani fase revisi naskah disertasi doktoralnya setelah sidang promosi doktoral yang digelar beberapa waktu lalu.(*)