Australia Terapkan Larangan Penggunaan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengumumkan kebijakan baru yang akan melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun untuk menggunakan media sosial. Langkah ini diambil untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental mereka.
"Media sosial merusak anak-anak kita dan saya memutuskan untuk menghentikannya," ujar Albanese kepada wartawan di Canberra pada Kamis (7/11/2024).
Ia menambahkan bahwa aturan ini akan diterapkan segera, bahkan dalam bulan ini.
"Tanggung jawabnya akan diserahkan pada platform media sosial agar mereka bisa menunjukkan telah mengambil langkah-langkah mencegah akses. Orang tua atau anak-anak tidak akan dikenakan tanggung jawab. Tidak akan ada hukuman bagi pengguna," tambahnya.
Pembatasan usia pengguna media sosial yang sudah lama ditunggu-tunggu ini merupakan bagian dari serangkaian kebijakan pemerintah Partai Buruh yang dipimpin oleh Albanese. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan masalah misinformasi dan kesehatan mental yang sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial, terutama di kalangan anak-anak.
Pemerintah Australia juga memiliki sejarah panjang dalam melawan perusahaan-perusahaan teknologi besar yang mengelola platform media sosial. Pada tahun 2021, Australia memaksa Facebook dan Google untuk membayar konten berita yang mereka ambil dari perusahaan media.
Langkah terbaru ini adalah bagian dari upaya pemerintah Australia untuk menanggapi masalah yang lebih luas, termasuk langkah hukum terhadap platform X milik Elon Musk, terkait penolakan untuk menghapus rekaman video serangan teroris di Sydney.
Pemerintah Partai Buruh yang berhaluan kiri ini juga tengah mempertimbangkan regulasi baru yang akan mewajibkan platform media sosial untuk mengatasi misinformasi dan disinformasi yang diunggah di platform mereka.
Pemerintah Australia mengungkapkan bahwa mereka telah berkonsultasi dengan perusahaan-perusahaan media sosial terkait pembatasan usia minimum ini "melalui berbagai kegiatan". Namun, para pejabat pemerintah tidak merinci lebih lanjut mengenai jenis layanan yang akan terpengaruh oleh aturan ini, atau apakah perusahaan-perusahaan tersebut sudah memberikan jaminan bahwa larangan ini dapat diterapkan.
Kepala Keamanan Meta, Antigone Davis, menyatakan bahwa perusahaannya menghormati "pembatasan umur yang ingin diterapkan pemerintah bagi pengguna media sosial." Davis juga mengungkapkan bahwa riset menunjukkan banyak orang tua ingin lebih terlibat dalam kehidupan daring anak-anak mereka dan memiliki suara terkait apa yang pantas bagi anak-anak mereka di dunia digital.
"Yang belum terjadi adalah pembicaraan mendalam terkait bagaimana kita menerapkan perlindungan, jika tidak kita berisiko memiliki anggapan bahwa situasinya sudah membaik, bahwa kita sudah mengambil langkah, tetapi para remaja dan orang tua justru tidak mendapatkan manfaatnya," kata Davis dalam pernyataan tertulis.
Juru bicara TikTok Australia menolak memberikan komentar mengenai hal ini. Sementara itu, Google dan X belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait kebijakan ini.
Perdana Menteri Albanese menyatakan bahwa ia tidak yakin apakah aturan ini dapat diterapkan sepenuhnya atau jika masalah ini dapat segera teratasi. Ia merujuk pada pembatasan konsumsi alkohol yang tidak berhasil sepenuhnya mencegah kebiasaan minum alkohol di kalangan anak di bawah umur.(*)