Gibran Dikritik Usai Usulkan Mata Pelajaran Coding untuk Anak SD
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan tajam setelah mengusulkan agar mata pelajaran Coding diajarkan di tingkat sekolah dasar (SD). Usulan tersebut disampaikan dalam sebuah video yang dimuat di kanal YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.
Namun, ide tersebut tidak mendapat sambutan positif dari publik. Banyak warganet di media sosial X mengkritik keras gagasan Gibran. Salah satunya, akun X @hnirankara yang menyebut Gibran sebagai "orang bodoh" atas ide tersebut.
Akun tersebut menganggap bahwa mengajarkan Coding di tingkat SD tidak tepat, mengingat sebagian besar siswa SD belum mahir menggunakan komputer. Ia menekankan bahwa seharusnya pada usia sekolah dasar, anak-anak lebih fokus menguasai pengetahuan dasar terlebih dahulu, yang dapat mendukung perkembangan mereka.
"Pada usia pendidikan sekolah dasar, harusnya para murid dipetakan. Tenaga pendidik harus bisa membaca hobi serta minat murid, dan kemudian memberikan dukungan agar bakat mereka dapat berkembang," tambah akun tersebut.
Akun X tersebut juga menyoroti kondisi banyak sekolah yang masih berada dalam keadaan buruk, serta meragukan kapasitas tenaga pendidik dalam mengajarkan pelajaran berbasis teknologi seperti AI dan Coding.
"Bayangkan, AI dan Coding pada usia pendidikan di tingkat sekolah dasar begitu senonoh diucapkan oleh fufufafa. Sedangkan, berapa banyak sekolah negeri yang bangunannya hampir ambruk? Berapa banyak sekolah negeri yang belum memiliki komputer maupun PC? Dan yang paling penting, berapa banyak tenaga pendidik yang melek dengan AI serta Coding," tegasnya.
Berbagai respon muncul di kolom komentar, di antaranya adalah kritik terhadap kesiapan sistem pendidikan Indonesia.
"Sebelum nyuruh orang belajar coding, sebaiknya anak SD lancar dan fasih berbahasa Indonesia dulu, jangan seperti dia," tulis @mamad_deni.
"Ibarat bangun rumah, kayaknya dia pengen bangun dari atapnya dulu," tambah @arda_toha.
"Wapres kalau ngomong asal mangap," tulis @oblosid.
"Anak SMP aja masih ada yang nggak bisa baca," sebut @Sasorishared.(*)