Ekonom dan pengamat Anthony menduga adanya keterlibatan Presiden Jokowi dalam kasus yang menimpa mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong terkait dugaan manipulasi impor gula.
Anthony menyatakan bahwa kasus ini terlihat direkayasa untuk tujuan politik, dengan mengaitkannya pada tekanan di lingkup Kejaksaan Agung.
Anthony mengklaim kasus ini merupakan hasil intervensi di lembaga hukum dan menuding adanya peran langsung dari Presiden Jokowi.
"Saya melihat ada perintah untuk menjerat Tom Lembong, dan yang memegang kendali adalah Jokowi," ujar Anthony dalam kanal YouTube Abraham Samad Speak Up.
Ia menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi politik Jokowi, yang disebutnya sebagai "sprindik politik."
Anthony juga menyoroti bahwa dalam kasus ini tidak ditemukan kerugian negara atau aliran dana mencurigakan.
Menurutnya, Tom Lembong tidak menerima fee atau suap terkait izin impor gula.
"Tidak ada aliran dana, tidak ada kickback. Kalau dilihat dari sudut pandang ekonomi, sulit melihat adanya kerugian negara yang nyata," tegasnya.
Kasus ini bermula dari tuduhan bahwa Lembong memberikan izin impor gula kepada sejumlah perusahaan swasta yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia.
Jaksa menilai bahwa tindakan ini seharusnya dilakukan oleh BUMN sehingga ada potensi manipulasi.
Anthony menjelaskan, berdasarkan aturan yang ada, perusahaan swasta juga berhak mengimpor gula mentah dan mengolahnya menjadi gula kristal putih.
Lebih jauh, Anthony menyoroti bahwa kasus ini muncul mendekati akhir masa jabatan Jokowi, yang dinilainya sebagai bagian dari upaya politik untuk menekan rival-rival politik.
Menurut Anthony, Prabowo Subianto menjadi target yang akan didiskreditkan melalui berbagai kasus hukum yang melibatkan pihak-pihak dalam lingkaran oposisi, termasuk Lembong yang pernah terlibat dalam tim perubahan Anies Baswedan.
Anthony berpendapat bahwa Tom Lembong dianggap sebagai ancaman karena keterlibatannya dengan Anies Baswedan.
Ia menyebut bahwa upaya kriminalisasi ini berpotensi terkait dengan rencana Anies untuk mendirikan partai politik baru dengan dukungan ormas.
Menurut Anthony, hal ini dipandang sebagai tantangan bagi Jokowi yang tengah menyiapkan langkah politik untuk putranya, Gibran Rakabuming, dalam kontestasi Pilpres 2029.
Anthony juga menyebutkan bahwa sejumlah tokoh lain, seperti Airlangga Hartarto, pernah menerima "teror" serupa dari pihak kejaksaan.
Ia mengajak publik untuk mengawal kasus ini agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu.(*)