Presiden Prabowo Dikecam Usai Endors Paslon Pilkada Jawa Tengah
Presiden Prabowo Subianto mendapat kecaman setelah secara terbuka mengendors pasangan calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimun, menjelang Pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Dalam sebuah video yang beredar, Prabowo tampak berdiri bersama Luthfi dan Yasin, mengingatkan publik tentang pentingnya memilih kepala daerah yang tepat.
"Tanggal 27 November, sodara-sodara di Jawa Tengah akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur," ujar Prabowo, dikutip dari akun Instagram @ahmadluthfi_official pada 9 November 2024. Ia menekankan komitmennya untuk memimpin pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, serta mempercepat pembangunan demi kesejahteraan rakyat.
Prabowo juga secara terang-terangan mengendors pasangan Luthfi-Yasin, menyebut kedua tokoh tersebut sebagai pilihan yang sangat cocok untuk memimpin Jawa Tengah.
"Saya percaya 2 tokoh untuk Jawa Tengah adalah Jenderal Ahmad Luthfi dan Gus Taj Yasin Maimun yang telah mengabdi lama di Jawa Tengah. Saya percaya mereka merupakan tim yang sangat cocok dan akan bekerja bersama dengan saya di pusat," tegas Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo meminta dukungan penuh dari publik untuk memilih Luthfi dan Yasin pada Pilkada mendatang.
"Saya memohon sodara-sodaraku pada pemilihan kepala daerah di Jawa Tengah, berilah suaramu kepada Jenderal Ahmad Luthfi dan Gus Taj Yasin Maimun, itu harapan saya, itu anjuran saya dan itu permohonan saya untuk rakyat Jawa Tengah," ungkapnya.
Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang menilai tindakan Prabowo bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, di mana kepala negara seharusnya bersikap netral dalam kontestasi politik daerah.
"Presiden yang sedang menjabat secara terang-terangan berkampanye untuk salah satu pasangan calon gubernur. Ini praktik yang sangat buruk. Pemerintah selevel kepala desa aja kita kecam kalau ikut berkampanye begini. Mata rantai kenorakan ini, kapankah berakhir," tulis akun @saidiman di media sosial X.
"Secara gak langsung ini mah kepala daerahnya dipilih sama presiden. Di mana letak demokrasinya? Ya meski nanti balik lagi pilihan rakyat, tetep aja diendors RI1 pasti berpengaruh besar terhadap pilihan rakyat yang mudah disetir ini," tulis @bestikejora.
Beberapa warganet bahkan menyebut Prabowo tidak jauh berbeda dengan Presiden Jokowi dalam hal politik partisan. "Orang menyebutnya @prabowo adalah negarawan. Nyatanya tak jauh dari @jokowi, politisi partisan," ungkap @DRadjikin.
Tudingan bahwa Prabowo melanggar etika jabatan juga muncul dari warganet yang menyebutnya tidak mengerti batasan sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Wowo sedang menjalankan perintah Jokowi.. ketika last meeting di Solo, agar membantu kemenangan Luthfi. Tapi dia nggak sadar bahwa dia sudah jadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia," tulis @Legislator75.
Kecaman juga datang dari beberapa pihak yang menuntut tindakan tegas terhadap Prabowo. "Tolong tindak tegas kelakuan seperti ini @officialMKRI @DPR_RI @mprgoid @KPU_ID @bawaslu_RI.
Sudah menyalahi konstitusi sesuai sumpah dan janji jabatan, padahal baru 2 minggu menjabat," tambah @JuxstLumos.
Pernyataan Prabowo yang mendukung pasangan calon di Pilkada Jawa Tengah ini kembali memicu perdebatan tentang netralitas pejabat negara dalam kontestasi politik, yang menjadi perhatian banyak pihak menjelang pemilu dan pilkada di seluruh Indonesia.(*)