Media sosial masih hangat membahas penetapan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus kebijakan impor gula yang terjadi pada era Presiden Jokowi di periode pertama.
Selain pengamat dan politisi yang memberikan pandangan kritis terhadap kinerja Kejaksaan, yang dinilai tebang pilih, muncul juga pandangan dari influencer yang telah memenangkan Jokowi di Pilpres selama dua periode.
Salah satu influencer tersebut adalah Yusuf Dumdum. Pegiat media sosial ini menyatakan bahwa penetapan Tom Lembong sebagai tersangka, yang disingkatnya menjadi TL, merupakan bagian dari mitigasi untuk meredam isu Fufufafa, yang diduga kuat adalah akun milik Wakil Presiden Gibran.
“Njiir! info A100. Kasus TL ternyata bagian dr mitigasi untuk meredam perbincangan soal 𝐅𝐮𝐟𝐮𝐟𝐚𝐟𝐚 di media sosial. Harus diakui obrolan mengenai 𝐅𝐮𝐟𝐮𝐟𝐚𝐟𝐚 mulai menurun,” tulis Dumdum melalui cuitannya di akun media sosial X, @yusuf_dumdum, yang dikutip pada Kamis (31/10/2024).
“Jangan sampai lengah. Kita boleh peduli dengan isu lain, tapi jangan sampai kasus 𝐅𝐮𝐟𝐮𝐟𝐚𝐟𝐚 dilupakan,” tambahnya, sembari membagikan tangkapan layar sejumlah ucapan Fufufafa di Kaskus.
Beberapa ucapan Fufufafa tersebut antara lain, “Kalo gw jadi Najwa, gw tampolin satu-satu tuh orang-orangnya Prabowo, berisik banget coy,” dan “Prabowo makan gorengan besoknya langsung mencret.”
Sebelumnya, pakar telematika Roy Suryo mengungkapkan temuan terkait dugaan keterkaitan Wakil Presiden terpilih sekaligus putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dengan akun Fufufafa di forum Kaskus.
Menurut Roy Suryo, data yang ia peroleh sudah mencapai tingkat validasi A1 atau sangat dapat dipercaya. Ada banyak jejak digital yang menunjukkan bahwa akun tersebut milik putra sulung Presiden Jokowi.
“Ternyata benar, nomor handphone yang digunakan sudah jelas milik Gibran. Selain itu, email yang terhubung, yakni Chili Pari, adalah email resmi dari usaha katering yang dikelola Gibran. Ini semakin memperkuat bukti bahwa akun Fufufafa memang milik Gibran, dan tidak bisa ngelak lagi,” ungkap Roy dalam YouTube Abraham Samad, yang dikutip pada Jumat (11/10/2024).
Lebih lanjut, Roy menambahkan bahwa terdapat upaya untuk menutupi jejak tersebut dengan mengganti nama Gibran menjadi “Slamet.” Namun, usaha tersebut dianggap gagal karena bukti-bukti digital tetap mengarahkan kepada sosok Gibran.
“Nomor handphone yang digunakan itu juga tercatat dalam formulir pendaftaran ketika Gibran mendaftar sebagai Wali Kota Solo. Ada fotonya, jadi tidak bisa disangkal lagi,” tegasnya.
Roy juga menekankan bahwa temuan ini didukung oleh bukti-bukti ilmiah dan digital yang kuat. “Jejak digitalnya sudah jelas, ini A1. Jadi, ada kecenderungan berbahaya dari tindakan anak ini,” tutup Roy Suryo.(*)