Situasi di wilayah Israel menjadi tak terkendali saat dihujani Rudal Balistik jarak jauh Iran, jelalahnya, dalam kondisi mencekam seperti itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu malah ngumpet di Bunker beserta jajaran menterinya.
Bahkan, media Israel melaporkan bahwa Netanyahu dan para bawahannya dipindahkan ke fasilitas bawah tanah saat ratusan rudal Iran menghujani Israel pada selasa 1 Oktober 2024 malam waktu setempat.
Dalam sebuah potongan video yang beredar terlihat langit Israel dihujani oleh rudal Iran sehingga membuat warga setempat berteriak histeris.
Namun demikian hingga kini belum ada kabar soal dampak yang ditimbulkan dari serangan rudal Iran ke Israel tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Konflik timur tengah antara Iran dan Israel kian memanas, diketahui kekinian, Iran kembali melakukan aksi penyerangan terhadap Israel sehingga membuat isu potensi terjadinya perang dunia ketiga santer diperbincangkan.
Terkait hal tersebut, Profesor Hikmahanto Juwana seorang pengamat hukum Internasional mengatakan bahwa dampak serangan balasan dari Iran tersebut tergantung dari Israel menanggapinya nanti.
Karena menurut Hikmahanto, memang serangan yang dilakukan Iran itu merupakan serangan tidak langsung menghancurkan, tapi, itu merupakan pesan bagi Israel agar segera menghentikan serangan ke Gaza, Lebanon terutama ke hazbullah dan tidak lagi melakukan pelanggaran hukum internasional.
"Nah sekarang ini, tinggal menunggu sikap dari Israel dan juga Amerika Serikat, karena bukan tidak mungkin apa yang dikatakan PM Israel yang menyebut akan menyerang Iran mungkin akan lebih besar dari sebelumnya," katanya seperti dikutip Youtube tvOne.
"Kalau serangan itu lebih besar, Iran pastinya akan membalas lebih besar lagi, nah kita mungkin berada diambang perang dunia ketiga, karena apa?," Katanya.
"Karena Amerika Serikat pasti tidak akan tinggal diam apabila Iran menyerang Israel," sambungnya.
Nah, kata Hikmahanto, jika Amerika turun, bukan tidak mungkin negara negara besar seperti Rusia dan Cina juga akan turun.
"Jadi sekarang perangnya sudah bukan lagi antara Israel dan Iran tapi sudah antara kekuatan dunia yang kebetulan medan perangnya di Israel atau di Gaza," katanya.
Lebih lanjut Hikmahanto mengatakan, serangan balasan dari Iran tersebut tidak lepas dari apa yang dilakukan oleh Israel ketika menewaskan Ismail Haneah di wilayah kedaulatan Iran.
"Nah Iran pada waktu itu akan segera membalas hanya saja tidak menyebutkan kapan waktunya, tapi mungkin karena ada lobi lobi dari Amerika Serikat, Iran masih menunda serangan ke Israel," ungkapnya.
Karenanya, lanjut Hikmahanto, jika perang tersebut bereskalasi dan menjadi perang terbuka alias perang dunia ketiga pastinya sangat berdampak pada ekonomi.
Karena, dunia sekarang ini sudah terkoneksi antara satu dengan yang lainnya terkait dengan misalnya supplay chain, belum lagi kekhawatiran soal bahan minyak serta nilai tukar dan lain sebagainya.
"Ini akan berdampak sangat luar biasa pada ekonomi, dan jika perang ini terus berlangsung maka harga harga akan naik, nah kalau harga naik, target masing masing negara dalam konteks pertumbuhan Ekonomi tidak tercapai," katanya.
Kemudian lanjut Hikmahanto, dalam hal ini diprediksi negara negara seperti Cina ingin menghentikan perang tidak dengan diplomasi tapi dengan berhadap hadapan dengan kekuatan jika Amerika Serikat terus mendukung apa yang dilakukan Israel.
"Karena sekarang ini tidak hanya negara Islam tapi semua negara di Eropa menganggap bahwa tindakan Israel sudah melampaui batas, mereka menyebutnya sebagai dugaan genosida," pungkasnya.