Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menemui presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Oktober 2024.
Surya Paloh didampingi Wakil Ketua Umum DPP Nasdem Saan Mustopa, Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR Viktor B Laiskodat serta Ketua Bappilu Partai Nasdem Prananda Surya Paloh.
Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi Willy Aditya menegaskan sikap Partai Nasdem tidak akan berpikir bahwa politik hanya mencari posisi.
“Berpolitik itu perspektifnya Pak Surya bukan perspektif cetek. Pak Surya dan Pak Prabowo kan sama-sama alpha. Yang berpikir secara luas,” kata Willy kepada wartawan.
Menurutnya, pertemuan dua tokoh bangsa itu bukan soal jatah kabinet tapi lebih kepada diskusi dalam membangun bangsa.
“Jadi berpolitik tidak hanya bicara secara lapak, posisi semata-mata, tapi how to contribute," ucapnya.
Willy menuturkan Surya Paloh akan menampilkan sebuah politik yang berbeda dari pandangan umum, seorang Surya Paloh tidak melihat politik sempit, hanya berorientasi ‘dapat apa’.
“Orang selama ini berpolitik untuk cari posisi. Tapi orang tidak bicara dedikasi, sacrifice (pengorbanan) dan itu ditunjukkan oleh seorang Surya Paloh," demikian Willy Aditya seperti dikutip dari rmol
Sekjen: NasDem Memutuskan Tidak Masuk dalam Kabinet Prabowo
Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim menyebut pihaknya memilih tidak ikut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Hermawi mengklaim ada banyak pertimbangan yang dipilih oleh NasDem sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak masuk dalam kabinet Prabowo.
"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," ujarnya kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Minggu (13/10).
Ia beralasan masukan dan pemikiran dari NasDem kepada pemerintahan Prabowo-Gibran jauh lebih penting dari pada hanya sekedar kehadiran di dalam kabinet.
"Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," tuturnya.
Meski begitu, ia mengatakan partainya tetap bergabung dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut, Hermawi mengatakan keputusan partainya yang tidak mengusulkan kandidat menteri juga sempat ditanyakan oleh Prabowo selaku presiden terpilih. Akan tetapi, kata dia, NasDem tetap dengan keputusan final untuk tidak ikut bergabung dalam kabinet Prabowo-Gibran.
"Pak Prabowo pernah bilang 'NasDem kok belum kasih masuk nama' kita diam saja, jadi bukan soal menolak atau menerima, tetapi sikap NasDem adalah memberi kontribusi lain selain menempatkan orang di kabinet," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang.
Menurut Prabowo, nama-nama tersebut sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas.
Prabowo mengungkap di antara nama-nama tersebut selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju. Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.
"Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan," katanya.***