Menolak disebut menjadi oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menunjukkan bahwa Partai Nasdem sulit beradaptasi dalam merespons tensi politik ketika menjadi oposisi.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim menanggapi sikap partai yang dipimpin Surya Paloh itu karena mendukung pemerintahan Prabowo tanpa bergabung ke koalisi, namun menolak disebut menjadi oposisi.
“Bagi orang kebanyakan, sikap Nasdem ini biasa disebut nanggung. Rela tidak dapat jatah menteri tapi tidak mau pula jadi oposisi," kata Wildan kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Kamis, 17 Oktober 2024.
Namun demikian, kata Wildan, Nasdem diyakini juga memiliki harapan bisa masuk kabinet pada saat nantinya Prabowo melakukan reshuffle kabinet di tengah jalannya pemerintahan.
"Dinamika politik Indonesia yang penuh kejutan membuka peluang bagi Nasdem untuk bisa mendapat kursi menteri," kata Wildan.
"Rekam jejak Nasdem membuktikan, parpol ini tidak pernah menjadi oposisi. Andai dipaksa menjadi oposisi, Nasdem mungkin akan sulit beradaptasi dalam merespons tensi politik yang terjadi," pungkas Wildan seperti dikutip dari rmol
Sekjen: NasDem Memutuskan Tidak Masuk dalam Kabinet Prabowo
Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim menyebut pihaknya memilih tidak ikut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Hermawi mengklaim ada banyak pertimbangan yang dipilih oleh NasDem sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak masuk dalam kabinet Prabowo.
"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," ujarnya kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Minggu (13/10).
Ia beralasan masukan dan pemikiran dari NasDem kepada pemerintahan Prabowo-Gibran jauh lebih penting dari pada hanya sekedar kehadiran di dalam kabinet.
"Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," tuturnya.
Meski begitu, ia mengatakan partainya tetap bergabung dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut, Hermawi mengatakan keputusan partainya yang tidak mengusulkan kandidat menteri juga sempat ditanyakan oleh Prabowo selaku presiden terpilih. Akan tetapi, kata dia, NasDem tetap dengan keputusan final untuk tidak ikut bergabung dalam kabinet Prabowo-Gibran.
"Pak Prabowo pernah bilang 'NasDem kok belum kasih masuk nama' kita diam saja, jadi bukan soal menolak atau menerima, tetapi sikap NasDem adalah memberi kontribusi lain selain menempatkan orang di kabinet," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang.
Menurut Prabowo, nama-nama tersebut sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas.
Prabowo mengungkap di antara nama-nama tersebut selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju. Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.
"Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan," katanya.***