Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean, menyampaikan kekecewaannya terhadap respons santai Presiden Jokowi terkait dua prajurit TNI yang terluka akibat serangan Israel di Lebanon.
Melalui unggahan di X @ferdinand_mpu, ia menyatakan penyesalan atas dukungannya terhadap Jokowi di masa lalu.
"Oh Tuhan, ampuni aku yang pernah mendukung orang ini masuk Jakarta dan mendukungnya pada Pilpres," ujar Ferdinand (13/10/2024).
Ferdinand mengungkapkan bahwa ia sudah mulai kecewa sejak 2015, ia menyaksikan apa yang disebutnya sebagai kebusukan dalam kepemimpinan Jokowi.
"Saya sudah kecewa melihat kebusukannya 2015 dan saya kritik keras," cetusnya.
Meskipun sempat bersikap kritis terhadap Jokowi, Ferdinand mengaku terpaksa mendukungnya kembali pada Pilpres 2021 karena calon presiden pilihannya saat itu bergabung dengan kabinet pemerintahan Jokowi.
"Tapi saya terpaksa mendukung dia lagi 2021 karena Capres saya gabung kabinetnya," Ferdinand menuturkan.
Namun, kekecewaannya semakin mendalam setelah melihat komentar Presiden yang dianggapnya tidak sesuai dengan situasi serius yang melibatkan prajurit TNI di Lebanon.
"Masa komentar begini sih?," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Presiden Jokowi menanggapi insiden serangan Israel yang melukai dua personel TNI yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) di Naqoura, Lebanon.
Dalam komentarnya, Jokowi hanya menyebut bahwa kondisi perang memang penuh dengan risiko seperti itu.
"Memang keadaannya dalam keadaan perang seperti itu," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa dua personel TNI yang terlibat hanya mengalami luka ringan dan meminta mereka untuk meningkatkan kewaspadaan di medan tugas.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI telah mengonfirmasi bahwa dua prajurit TNI terluka ringan saat bertugas memantau situasi di menara pengawas di markas kontingen Indonesia di Naqoura.
Naqoura terletak di selatan Lebanon, dekat kawasan blue line, yang menjadi garis pemisah antara Lebanon dan Israel.
Pasukan perdamaian PBB, termasuk UNIFIL, ditempatkan di sana untuk mendukung stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut di bawah mandat Dewan Keamanan PBB seperti dikutip dari fajar
Respons Jokowi: Ya Dalam Perang Memang Seperti Itu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomentar soal dua prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian di Lebanon yang terluka.
Kedua prajurit itu mengalami luka ringan setelah Markas UNIFIL di Lebanon diserang militer Israel.
"Ya memang keadannya dalam keadaan perang seperti itu," ujar Jokowi di IKN, seperti ditayangkan YouTube Kompas TV, Jumat (11/10/2024).
Jokowi meminta kepada seluruh prajurit yang sedang bertugas dalam misi perdamaian untuk berhati-hati.
Dia menegaskan, wanti-wantinya itu ditujukan kepada semua prajurit perdamaian.
"Jadi kalau ada yang terkena, luka ringan, ya itu yang perlu kita semuanya hati-hati, terutama yang ada di sana. Semuanya," ujar dia.
Sebelumnya, siaran resmi UNIFIL yang dikeluarkan tidak lama setelah insiden itu menyebut tank Merkava IDF membidik dan menembak ke arah tower pengamat di Markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon.
UNIFIL mengingatkan serangan apa pun yang sengaja ditujukan kepada prajurit pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Nomor 1701 Dewan Keamanan PBB.
“Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF (militer Israel),” kata UNIFIL dalam pernyataan resminya, seperti dilansir dari Antara.
Dalam pernyataan resminya itu, UNIFIL tidak menyebutkan negara asal dua prajurit yang menjadi sasaran tembak Israel. Belakangan, diketahui keduanya prajurit TNI.
UNIFIL menyebut luka akibat serangan itu tidak serius, dan dua prajurit yang terluka itu masih di rumah sakit untuk menjalani perawatan.
"Dua prajurit pasukan perdamaian terluka setelah tank Merkava IDF menembak ke arah menara pengamatan di Markas UNIFIL di Naqoura. Serangan itu menargetkan menara pengamatan dan mengakibatkan dua prajurit itu jatuh. Luka-luka yang mereka terima kali ini tidak fatal, tetapi mereka saat ini masih dirawat di RS,” demikian siaran resmi UNIFIL***