Aktivitas Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tampaknya jadi sorotan belakangan ini.
Usai disebut ambil star mendahului Presiden Prabowo dalam aktivitas kenegaraan, kali ini Gibran dikritik karena ketahuan menyematkan (pin) komentar warganet yang mengkritik di akun Instagramnya.
Meski kemudian pin atau penyematan tersebut telah dihapusnya, warganet telah lebih dahulu mengambil tangkapan layar peristiwa di jagad medsos tersebut.
Salah satu yang membahasnya adalah pemerhati sosial politik Jhon Sitorus. Pria yang diketahui turut membantu memenangkan Jokowi dua periode di medsos ini menyampaikan kritikan tajam atas kejadian tersebut.
"INTIMIDASI via pin komentar, Abuse of Power era baru (Media Sosial)," tulis Jhon Sitorus mengawali analisisnya di akun media sosial X, @JhonSitorus_18, Rabu (23/10/2024). Berikut lanjutannya:
Masih ingat guru SMP yang DIPECAT hanya gara2 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil TERSUNGGING dengan kritik dan komentar warganya?
Ya, Gibran melakukan hal yang sama hari ini. Gibran terpantau mempin komentar salah satu netizen di kolom komentar instagramnya pada konten blusukan di terowongan MRT di Jakarta
Tujuannya jelas. Agar para BUZZER Gibran dan penjilat2nya mempersekusi pengguna yang dipinned tersebut sekaligus mendapatkan simpati bahwa seolah2 Gibran adalah korban "penghinaan"
Lalu orang tersebut akan dikucilkan di "real life"nya, lalu mentalnya jatuh. Kalo dia kerja disebuah perusahaan, maka biasanya akan dipecat dengan alibi perusahaan tdk mau terkena imbas. Syukur2 dia tdk bunuh diri
Cara seperti ini adalah DIKTATOR versi modern. Hanya dengan modal "pinned" atau balas komentar singkat, maka dia akan dihajar oleh ribuan penjilat2nya secara bertubi2. Bahkan pelakunya bisa diteror, bahkan data pribadinya disebarluaskan
Ridwan Kamil dan Gibran sudah melakukannya. Mereka terpantau melakukannya bukan hanya sekali, tapi sudah beberapa kali
Selain mendapatkan simpati, ada kepuasan batin kpd pemimpin model seperti ini. Naluri manusia selalu ingin dilihat memiliki power, tapi era sekarang tak mungkin melakukan kekerasan secara langsung.
Maka, orang ketika dilibatkan untuk menunjukkan betapa mengerikannya telunjuk seorang penyelenggara negara
Kalian hanya boleh memuji, tapi jangan mengkritik, apalagi sampai nada yang keras
"Jangan coba2 sama orang yang gampang BAPER macam Ridwan Kamil dan Gibran, lo bisa dipecat atau rumah lo bisa dipersekusi. "Heil…Gibran, ja…ja…ja…!," tutup Jhon Sitorus.