Presiden Iran Masoud Pezeshkian bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan di sela acara KTT Dialog Kerjasama Asia (ACD) edisi ke-19 di Doha pada Kamis (3/10) kemarin.
Kedatangan presiden Iran beserta sejumlah delegasi pendampingnya sekaligus melakukan kunjungan dua hari untuk bertemu para pejabat Qatar.
Pertemuan Pezeshkian dan Faisal bin Farhan membahas pentingnya sinergitas antar negara-negara Muslim di dunia.
Ia pun mengatakan pentingnya posisi Saudi dalam kiblat negara Islam dalam menghentikan agresi zionis di Lebanon dan Gaza melalui konsultasi negara barat.
Singgung Sinergitas Negara Islam
Melansir dari laman MEHR News Agency, Jumat (4/10) Pezeshkian menekankan agar seluruh negara Islam di dunia bisa bersinergi agar persaudaraan antar umat Islam dunia bisa lebih terjaga.
“Kami menganggap negara-negara Islam, termasuk Arab Saudi, sebagai saudara kami, dan kami menekankan perlunya mengesampingkan perbedaan pendapat dan lebih bersatu dan bersinergi, karena kami percaya bahwa yang menyebabkan tersebarnya Islam di dunia adalah persahabatan dan persaudaraan antar umat Islam," ucap Pezeshkian dalam pertemuan dengan Faisal bin Farhan.
Presiden Iran pun menyinggung bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan Lebanon akibat agresi rezim Zionis.
Menurutnya isu tersebut menjadi masalah yang mempengaruhi dunia Islam, serta mempengaruhi tindakan angkatan bersenjata Republik Islam (Iran) baru-baru ini.
Iran dalam menargetkan sasaran militer terhadap zionis dianggap sebagai balasan yang sah karena kegagalan Israel mencapai gencatan senjata di Gaza.
"Seperti yang telah kami nyatakan berkali-kali, kami tidak menyambut peningkatan ketegangan dan krisis di kawasan," tegasnya.
"Operasi angkatan bersenjata kami yang menentukan baru-baru ini juga merupakan sebuah tanggapan yang sah terhadap kelanjutan kejahatan yang dilakukan oleh rezim tersebut setelah mereka tidak memenuhi janji mereka sebelumnya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza sebagai imbalan atas pengekangan Republik Islam Iran,” jelas Pezeshkian.
Bahaya Laten Israel Jika tak Dicegah
Lebih lanjut ia menyebut serangan balik ke rezim zionis sebagai balasan atas serangan brutal terhadap saudara dan saudari sesama muslim di Lebanon dan Gaza.
Namun ia menyayangkan reaksi negara Islam yang dianggap acuh sehingga serangan itu terus terjadi dan terkesan adanya pembiaran.
“Saudara dan saudari kita dan kita tidak boleh acuh terhadap penderitaan dan pengungsian mereka. Jika saat ini rezim Zionis berani melakukan kejahatan dan genosida yang terjadi di Gaza, hal ini terjadi karena kurangnya tindakan dan ketidakpedulian negara-negara Islam," tambahnya.
Pezeshkian pun mengajak seluruh negara Islam bersatu melawan agresi Israel terhadap Gaza dan Lebanon.
Jika tak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin akan menyebar ke sejumlah kota dan negara Islam lain.
“Jika kita tidak bersatu dan bersatu melawan agresi ini hari ini di Gaza dan Lebanon, dan besok giliran kota-kota lain dan negara-negara Islam,” tegasnya.
Sorotan Presiden Iran Terhadap Saudi
Presiden Iran menyinggung peran dan posisi Arab Saudi sebagai salah satu negara Islam terbesar dalam menghentikan kejahatan rezim Zionis melalui konsultasi dengan negara-negara Barat.
Faisal bin Farhan mewakili Putra Mahkota Arab Saudi merespons tanggapan Pezeshkian dan menekankan tekad negaranya untuk mengembangkan hubungan dengan Republik Islam Iran.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi ini lebih lanjut menyatakan akan mengajak Iran untuk memulai kerja sama ketimbang memelihara perselisihan.
“Kami bermaksud untuk menutup halaman perselisihan antara kedua negara selamanya dan seperti dua negara sahabat dan bersaudara, mari selesaikan masalah dan kembangkan hubungan di antara kita,” ujarnya.
Farhan pun yakin bahwa Iran bisa jadi jembatan dalam mengendalikan situasi di wilayah konflik Zionis di Gaza dan Lebanon.
“Kami yakin dengan kebijaksanaan Anda dan kebijaksanaan dalam mengendalikan situasi dan juga berperan dalam mencapai perdamaian dan ketenangan di wilayah tersebut,” kata bin Farhan.