Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] VIDIO Negosiasi Seorang Polisi dengan Pelaku Pembubaran Diskusi FTA di Kemang: Mohon Kerjasamanya

 Video Negosiasi Seorang Polisi dengan Pelaku Pembubaran Diskusi FTA di Kemang: Mohon Kerjasamanya

Beredar di jejaringan media sosial video negosiasi seorang polisi dengan pelaku pembubaran diskusi FTS di Kemang.

Dalam video tersebut terlihat sekitar 6 hingga 8 orang yang tenah berdiskusi yang dikatakan terkait dengan pembubaran acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang.

Salah satu dari sosok yang ada dalam video tersebut menanyakan sampai berapa lama akan menunggu di sana.

“Kami tidak mau ada ribut-ribut di sini, ada provokasi di sini,” ungkap sosok yang saat ini ikut di tangkap oleh kepolisian setelah penyerangan tersebut.

Setelah itu yang lainnya mengatakan bahwa mereka disiruh menunggu 10 menit, namun karena merasa kelamaan maka mereka ingin segera keluar.

“GM-nya mana, jangan sampai saya keluar,” teriak lainnya.

Namun yang lainnya mencoba untuk menenangkan serta miminta untuk tetap menunggu.

“Ya udah kita keluar,” ucap sosok yang telah ditangkap oleh kepolisian tersebut.

Akan tetapi ajakan tersebut kembali dicegah oleh yang lainnya dan meminta menunggu serta menyinggung Kapolsek.

Salah seorang Polisi kemudian angkat bicara dan mengatakan bahwa mereka telah di fasilitasi serta meminta untuk tidak usah teriak-teriak.

“Kita saling menghargai, saya di sini melaksanakan tugas, abang-abang mungkin juga ini ya,” ucapnya.

“Tolong gak usah teriak-teriak, karena selain itu masih ada tamu lainnya, mohon bantuannya,” tambah sosok Polisi tersebut.

Sosok lainnya yang mengunakan masker juga menyampaiakan untuk mengordinasikan ‘game’-nya.

“Saya minta game-nya kordinasi sama kita, kalau kita juga tidak mau tunggu lama pak,” paparnya.

“Tadi sudah saya jelaskan, tunggu dulu, tolong kerjasamanya,” jawab Polisi tersebut.

Meskipun pihak yang akan melakukan penyerangan terus mendesak dan menanyakan kapan waktu keluarnya, sosok Polisi tatap bersikeras agar menunggu.

“Sudah tunggu dulu, nanti kita berkordinasi,” ucapnya.

“Kami sudah berusaha untuk menfasilitasi, sabar,” tambah Polisi tersebut dalam video dari Babah Aldo yang diposting ulang oleh akun X@antoxOn7.

Akun tersebut juga menuliskan narasi ‘Sebelum kejadian Ribut Ribut’ dengan menention @ReflyHZ, @msaid_didu dan @Mdy_Asmara1701.

Diketahui acara FTA di Hotel Grand Kemang yang dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun di bubarkan oleh segerombolan orang yang tidak dikenal.

Din Syamsuddin melalui chanel youtubenya menyampaikan bahwa pihaknya membiarkan gerombolan orang tersebut untuk berorasi.

“Ketika mereka masuk dan merusak, ini adalah anarkisme," ujar Din Syamsuddin.

Din juga memperotes karena ketidakaktifan aparat kepolisian dalam menangani insiden yang berujung anarkis.

Sedangkan pihak kepolisian telah menangkap 5 orang yang ikut dalam pembubaran acara FTA tersebut.

Meskipun menangkap 5 orang, namun baru 2 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Hal tersebut disampaikan oleh Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi selaku Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya pada Minggu 29 September 2024.

Meskipun telah menetapkan sebagai tersangka, namun identitas mereka belum disebutkan oleh pihak kepolisian secara resmi.

Tidak hanya itu, pihak Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Metro Jaya juga telah memeriksa belasan Polisi termasuk Kapolsek Mampang, Kompol Edy Purwanto seperti dikutip dari disway

Ini Identitas Koordinator Perusuh Acara Diskusi Tokoh, Sempat Pelukan Dengan Polisi

 Sejumlah acara masyarakat sipil diadang oleh massa tak dikenal dalam dua hari terakhir, seperti diskusi Forum Tanah Air dan aksi mengarak 'Raja Jawa' di Jakarta.

Acara-acara ini memang digelar sebagai bentuk kritik terhadap berbagai peristiwa sosial politik yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama menyinggung rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam undangan yang diterima terkait aksi arak-arakan, massa aksi disebut akan mengarak 'Raja Jawa' dan membacakan '7 deadly sins' dari rezim yang dianggap telah memperburuk kondisi demokrasi dan kelestarian lingkungan.

Massa aksi awalnya berencana kumpul di Taman Menteng Jakarta Pusat sekitar pukul 14.00 WIB dan melakukan longmars ke Skate Park Dukuh Atas. 

Namun, saat aksi hendak dimulai dari Taman Menteng, tiba-tiba segerombolan massa tak dikenal mengadang dan merampas alat peraga aksi yang mereka bawa.

"Mereka lihat poster yang kita bawa. Tiba-tiba alat peraga diambil, poster yang Raja Jawa. Semua diambil. Mereka banyak. Mereka lebih banyak. Toa diambil," kata salah satu peserta aksi bernama Arhan.

Namun, massa tetap melanjutkan aksi dengan melewati rute Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Imam Bonjol, hingga Jalan Jendral Sudirman.



Saat di jalan Jenderal Sudirman dan hendak belok menuju kawasan Skate Park Dukuh Atas, mereka tiba-tiba dihalau oleh sekelompok massa tak dikenal lagi. Sekelompok massa itu meminta aksi dibubarkan.

Terlihat massa tak dikenal ini mencoba merebut atribut aksi. Mereka juga terlibat cekcok hingga timbul kericuhan.

"Mereka incar di pinggir jalan. Nah pas pertigaan mereka cepat tiba-tiba lari ambil alat peraga. Mereka juga menendang," kata salah satu peserta aksi Arhan.

Usai ricuh, para peserta aksi pun perlahan-lahan membubarkan diri sekitar pukul 15.37 WIB

Penyerangan juga dirasakan oleh diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Tanah Air di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9). 

Diskusi yang dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, dan Sunarko itu dibubarkan paksa oleh sekelompok orang tak dikenal.

Din Syamsuddin mengatakan awalnya sejak pagi sekelompok massa tak dikenal telah melakukan aksi orasi dari atas mobil komando di depan hotel sebelum acara dimulai.

"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata kata Din dalam keterangannya.

Kemudian, saat acara akan dimulai massa tersebut justru masuk ke dalam ruangan dan mulai melakukan aksi perusakan.

"Acara baru akan dimulai massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan. Polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau," ucap Din.

Akibatnya, acara diskusi batal dan menjadi konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi masyarakat yang berkumpul di ruangan hotel.

Marwan Batubara yang juga turut hadir dalam acara itu membenarkan ihwal aksi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sekuriti hotel katanya juga bahkan juga turut menjadi korban dalam aksi penyerangan tersebut.

"Mereka masuk ke dalam ruangan dan mengobrak-abrik perangkat, misalnya ada tripod, screen untuk in focus atau display lah ya, lalu mic, ada tongkat mic dicabut dipukulkan ke meja pokoknya menyerang dengan cara yang brutal," tutur dia.

"Dan ini kita nyatakan, setelah itu kan konferensi pers, ini tidak beradab, ini primitif, ini biadab, ini represif, itu secara objektif memang seperti itu adanya," sambungnya.

INI DIA KOORDINATOR PERUSUH ACARA DISKUSI TOKOH

Nama : Yacobus 

Pekerjaan : kordinator parkir discotik 2001 Cengkareng

Alamat : jln. Kapuk Raya Cengkareng Jakarta barat

Tunggu apa lagi @DivHumas_Polri? 

Mohon jangan sampai kasus ini berkembang jadi konflik horisontal dan isue SARA!

NIH ORANGNYA... YANG BERPELUKAN DENGAN POLISI.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved