Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Usai Dukung Anies di Pilpres, PKS Bocorkan Data Kerugiannya

 

Usai dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring secara blak-blakan bocorkan kerugian yang dialami PKS.

Bahkan, Tifatul mengakui bahwa dari ketiga partai tersebut, PKS secara khusus mendapat lebih banyak kerugian akibat mencalonkan Anies.

Melalui akun X, Menteri Komunikasi dan Informatika era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menyinggung soal coattail effect. Dia mengungkap bahwa hanya Nasdem dan PKB yang diuntungkan dari Pilpres lalu, sementara PKS tidak mendapat apapun.

“Mungkin benar, secara kirologi-kirologi. Tapi secara fakta data, yang dapat coattail effect Anies di Pilpres kemarin, bukan PKS. Tapi Nasdem dan PKB, masing-masing mereka naik 10 kursi,” beber politikus PKS Tifatul Sembiring di akun X (Twitterr), Senin (2/9/2024).

Meski sempat dirugikan, PKS tetap menjadi partai pertama yang menyatakan keinginan untuk mengusung Anies dalam Pilkada DKI Jakarta.

Sayangnya, Tifatul mengakui bahwa dukungan itu tidak mendapat sambutan baik dari Anies. “Yang pertama, awal sekali mengusung nama Anies di Pilgub DKI, adalah PKS. Sayang, gayung tak besambut,” katanya.

Akibatnya, sebuah hal yang wajar jika PKS yang sebelumnya bahkan sudah sempat menyiapkan pasangan calon pendamping untuk Anies malah memilih berbalik arah dan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono.

Tifatul pun menyebut bahwa batalnya dukungan PKS untuk Anies sudah menjadi bahan rundingan dan keputusan seluruh pihak dalam partai. “Itu keputusan hasil syuro, bukan putusan satu orang. Di PKS mekanismenya bukan instruksi2 ketum. Maaf ini cara ambil kebijakan,” pungkas Tifatul seperti dikutip dari tv one

Kutip Dalil, Tifatul Ungkap Alasan PKS Akhirnya tak Balik ke Anies, dan Tetap RK-Suswono

Berikut pandangan lengkap Tifatul terhadap Anies;

1.Sampai saat ini saya masih husnuzhon dan positive thinking terhadap pak Anies. Tidak terpengaruh oleh para buzzer dan provokator2 ini.

2.Pak Anies, dalam pandangan saya open minded, cerdas, enak diajak diskusi. Beberapa kali dialog dengan beliau, terasa nyambung.

3.Di syuro2 PKS, menjelang pemilu kemarin, saya termasuk pendukung keras ke pak Anies untuk dicalonkan.

4.Saya ikut terlibat menggalang beberapa propinsi, mengkoordinasikan kader2 dan pengurus. Keluar biaya pribadi cukup besar. Dan ikut membersamai beliau ketika kampanye di Medan dan Deli Serdang, Sumatera Utara.

5.Saya tidak sependapat dengan frasa suatu podcast “Jika PKS meninggalkan Anies, maka bla bla bla…”.

6.Sebenarnya, tidak ada yang meninggalkan dan tidak ada yang ditinggalkan. PKS tidak meninggalkan Anies, dan husnu zhonn saya pak Anies juga tidak meninggalkan PKS. Meskipun pak Anies, memang bukan kader atau pengurus PKS.

7.Memang di satu pilkada DKJ Jakarta 2024 ini, PKS tidak mencalonkan Anies. Tapi ini bukan soal tinggal meninggalkan. Ini hanya soal SATU pilkada saja. Ada 400 pilkada yg diurus PKS.

8.Pada tahun 2017, PKS mengusung pak Anies, sebagai cagub DKI. Bahkan dari formasi calon sebelumnya cagub Sandiaga Uno dan cawagub Dr. Mardani Ali Sera (kader PKS), Mardani kami minta mundur untuk menyandingkan Anies Baswedan dengan Sanidaga Uno. Alhamdulillah menang.

9.Sebagai catatan, dalam pilgub DKJ 2024 yang awal pertama kali pula mengumumkan cagub Anies Baswedan adalah PKS, yang disandingkan dengan Dr. Mohammad Sohibul Iman (PKS). ((Ini terjadi sebelum turunnya keputusan MK no. 60, masih dengan syarat 20%.)) Namun tidak tercapai kesepakatan.

10.Tidak sepakat, dalam ranah politik itu hal yg biasa saja. Bukan berarti telah terjadi kiamat kubro. Lalu kita cerai talak tiga dst2. Sepakat kita lanjut, kalau tidak ya monggo, cari jalan lain.

11.Nah, tentu PKS juga mencari alternatif, nggak mungkin diam dan jomblo sendirian begitu. Disinilah ketemu dengan Ridwan Kamil. Perundingan2, sepakat mengusung Ridwan Kamil Cagub dari Golkar dan Dr. Suswono sebagai cawagub dari PKS. Ridwan Kamil, bagi PKS bukan orang baru. Pada tahun 2013 lalu, PKS pernah mengusung Ridwan Kamil- Mang Oded (alm) di pilkada kota Bandung, dan menang.

12.Nah, setelah perundingan2 dan kesepakatan2 matang serta di tanda tangani, tiba2 turunlah keputusan MK no. 60 thn 2024. Syarat mengusung cakada turun jadi 7,5%.

13.Pertanyaannya, akankah PKS memutuskan kesepakatan dengan RK dan kembali mencalonkan Anies? Ini menjadi diskusi dan pembahasan yang panjang di PKS. Satu sisi kita sudah ada kesepakatan dg RK, pada sisi lain ada peluang untuk maju 7,5% dg Anies, bahkan PKS pun bisa maju sendiri.

14.Hasil syuro yang berlandaskan juga kepada dalil2 Al-Quran dan sunnah, ternyata kita tidak boleh memutuskan perjanjian yang sudah disepakati, kecuali pihak seberang melakukan pengkhianatan thd kesepakatan. Sehingga PKS tetap mengusung RK-Suswono untuk Pilkada DKI 2024 ini.

15.Namun perjalanan dan perjuangan ini sebenarnya belum berakhir. Saya berharap dan optimis, kalau kita belum bisa bekerjasama dg pak Anies dalam pilkada DKJ kali ini, mungkin ada peluang di pilkada2 lain, atau bahkan di level yang lebih tinggi.

16.Jadi maaf, dalam pertimbangan PKS, tidak ada itu istilah jegal menjegal. Dan sebagaimana disampaikan oleh wkl Ketua Majelis Syuro Dr. Hidayat Nurwahid, PKS itu merdeka, tidak tersandera oleh siapapun. Pertimbangan Pilkada ini hanya bersifat taktis, bukan ideologis.

17.Sekian, semoga bisa dimaklumi. Wallahu A’lam bis showwab. 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved