Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dipastikan gagal masuk arena Pilkada 2024. Mantan Rektor Paramadina gagal dipinang PDIP setelah sempat ada pembicaraan serius.
Dalam wawancara dengan Najwa Shihab, Anies menceritakan semua proses yang dilalui sebelum jadi penonton di kontestasi pilkada. Bagaimana pertemuan dengan PDIP hingga akhirnya gagal masuk arena.
Setelah gagal di Pilpres, harapan untuk Anies
sempat terbuka di Pilkada usai PDIP melakukan pendekatan dengan mantan Menteri Pendidikan itu.
"Pembicaraan serius masuk tahap final tentang proses internal di PDIP, hal yang saya rasa lebih tepat PDIP menceritakan,"kata Anies dikutip dari YouTube Mata Najwa, Senin (2/8/2024).
Bahkan kata Anies, pembicaraan itu sudah masuk ke tahapan serius. Mencocokkan pikiran dan arah ke depan.
"Pembicaraan saya dengan PDIP lebih dari urusan pilkada tapi ini perjuangan bersama bagaimana atas besar yang selama ini selama berada di dua polar yang berbeda itu bisa sinergi bersama,"bebernya.
Hingga batas pendaftaran KPU, Anies tak kunjung didaftarkan oleh PDIP.
Partai berlambang banteng moncong putih itu memilih mengusung Pramono Anung dan Rano Karno.
"Sabtu diundang DPD PDIP Jakarta, Senin datang DPP, kemudian ada perkembangan, kita tahu yang diputuskan (diusung) pak Pramono Anung dan Rano Karno,"ujar Anies.
Anies menceritakan bagaimana dirinya gagal diusung PDIP karena adanya kasus hukum.
"Saya bersama Pak Rano Karno diskusi lalu sampai ada pesan datang kepada saya, pak Anies ini ada perkembangan dan perkembangan baru menyangkut beberapa case,"jelasnya.
"Jadi kita tunggu dulu, sampai case yang sedang dimunculkan itu bisa dikendalikan. Kelihatannya case hukum. Ada case yang membuat ini harus dikelola dulu, baru dikabari,"tambahnya.
Lebih lanjut Anies mengungkapkan selama ini dirinya tidak pernah bertemu dengan Megawati Soekarnoputri.
"Undangan untuk bertemu ibu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, tetapi pertemuan tidak terjadi, di sana saya bersama pak Rano Karno sampai semuanya selesai dan kemudian saya selesai di situ kembali. Sampai Proses pengumuman tidak ikut,"pungkasnya seperti dikutip dari fajar
Petinggi PDIP Blak-blakan Tuduh Mulyono dan Geng Jadi Biang Kerok Anies Tak Bisa Ikut Pilkada
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Barat, Ono Surono blak-blakan soal biang kerok yang menjadi penyebab Anies Baswedan gagal maju di Pilkada Jakarta maupun Pilkada Jabar.
Sebelumnya seperti diketahui bahwa Anies batal ikut Pilkada Jakarta usai sejumlah partai pendukungnya seperti PKS, Nasdem, hingga PKB memutuskan untuk gabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
Setelah gagal berlayar di Pilkada Jakarta, Anies disebut akan maju di Pilkada Jabar pasca santer dikabarkan mendapat dukungan dari PDIP. Namun, impian itu kembali kandas usai partai berlogo banteng tersebut resmi mendaftarkan Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja.
Jalan terjal yang harus dilalui Anies hingga akhirnya kini dinyatakan resmi tak ikut dalam Pilkada 2024 tentu saja menuai sorotan. Menariknya, Ono Surono yang merupakan kader PDIP sempat menyinggung soal adanya upaya penjegalan.
Ia menyebut, banyak upaya besar yang dilakukan sejumlah pihak sehingga Anies terus gagal mendapatkan tiket dalam Pilkada.
"Kenapa gagal? Kami menghadapi tantangan yang besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung PDIP," sebut Ono saat konferensi pers di kantor KPU Jawa Barat, Jumat (30/8) dini hari.
Secara blak-blakan, Ono menuding Mulyono dan geng adalah dalang di balik upaya penjegalan tersebut.
"Kekuatan yang sangat besar itu yang pada akhirnya membuat Pak Anies tidak jadi diusung. Mulyono dan geng," kata Ono.***