Sikap kepala negara mencarikan pekerjaan bagi keluarga besarnya terkadang memang kerap menjadi sorotan.
Termasuk di Indonesia, kepala negara yang mencarikan pekerjaan bagi keluarga kini sedang menjadi bulan-bulanan masyarakat.
Di bagian dunia yang lain, sikap tegas ditunjukkan penyelenggara negara bagi siapapun pemimpin yang dengan sengaja mencarikan pekerjaan bagi keluarga.
Tak hanya anak saja, bahkan sekelas menantu pun, kepala negara tersebut bisa dijadikan tersangka dan dijerat hukum.
Langkah ini belum terjadi di Indonesia, namun negara yang telah memberlakukan aturan tersebut patut dicontoh.
Sosok mantan presiden di negara lain menjadi tersangka setelah ketahuan mencarikan pekerjaan menjanjikan bagi menantunya sendiri.
Ternyata, negara tegas yang menyelenggarakan aturan tegas tersebut adalah negara sahabat Indonesia, Korea Selatan.
Seperti apa sebenarnya sosok mantan Presiden Korea Selatan yang akhirnya dihukum karena carikan keluarganya pekerjaan itu? Sosok Moon Jae-in cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Moon Jae-in diketahui juga pernah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Moon Jae-in mantan Presiden Korea Selatan jadi tersangka gegara nepotisme carikan menantunya pekerjaan usai dilaporkan partai oposisi.
Moon Jae-in adalah Presiden Korea Selatan yang menjabat pada 10 Mei 2017 – 10 Mei 2022.
Moon Jae-in merupakan politikus Korea Selatan kelahiran Geoje, Gyeongsang Selatan, pada 24 Januari 1953.
Dia adalah putra sulung dari pasangan Moon Yong-hyung dan Kang Han-ok.
Moon Jae-in diterima di Universitas Kyung Hee sebagai mahasiswa jurusan hukum, namun ditangkap dan dikeluarkan karena mengadakan unjuk rasa pelajar menentang Konstitusi Yushin.
Kemudian, Moon Jae-in masuk ke militer dan direkrut pada Pasukan Khusus. Moon Jae-in tergabung dalam Partai Minjoo.
Awalnya, Moon Jae-in adalah seorang pengacara dan mantan ketua staf untuk Presiden Roh Moo-hyun.
Ia terpilih sebagai Presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2017 menggantikan Park Geun-hye. Ia berhasil merebut 41,1 persen suara dari dua capres lainnya.
Ia berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2022.
Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menjadi sorotan viral setelah menjadi tersangka suap karena mencarikan menantu kerjaan.
Moon Jae-in diduga membantu menantunya mendapatkan pekerjaan di sebuah maskapai penerbangan.
Melenggangnya menantu Moon Jae-in di perusahaan tersebut diduga sebagai imbalan atas pengaturan pengangkatan jabatan penting di pemerintahan.
Khususnya, bagi politisi yang mendirikan maskapai penerbangan tersebut.
Divisi Kriminal 3 Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju memimpin penyelidikan atas kemungkinan keterlibatan Moon, sebagaimana dirinci dalam surat perintah penggeledahan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2024 di rumah putrinya, Moon Da-hye.
Adapun, penggerebekan terhadap kasus dugaan suap ini bermula dari pengaduan yang diajukan empat tahun lalu mengenai perekrutan menantu laki-laki Moon.
Belakangan diketahui bahwa nama belakang menantu Moon Jae-in itu Seo. Seo telah bercerai dari anak sang mantan presiden, yaitu Moon Da-hye.
Dikutip dari Strait Times, investigasi difokuskan pada kemungkinan hubungan antara pekerjaan Seo dan penunjukan mantan anggota parlemen Lee Sang-jik sebagai kepala Badan UKM dan Perusahaan Rintisan Korea, atau Kosme.
Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa dan kelompok sipil Justice People yang berpusat di Seoul mengajukan empat pengaduan antara September 2020 dan April 2021.
Tuntutan itu menyebutkan adanya kemungkinan adanya hubungan timbal balik.
Pada bulan September 2020, PPP, yang saat itu merupakan partai oposisi utama, mengajukan pengaduan korupsi kepada jaksa penuntut umum terkait pengangkatan Seo sebagai direktur eksekutif Thai Eastar Jet, maskapai penerbangan berbiaya rendah yang didirikan oleh Lee.
Lee diketahui seorang anggota parlemen dua periode dari Partai Demokrat yang berkuasa saat itu dan pendiri maskapai penerbangan berbiaya rendah Korea Selatan, Eastar Jet.
Sebelumnya, Moon Jae-in pernah viral beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke Indonesia dan disambut hangat Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengajak Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in blusukan ke Bogor Trade Mall.
Blusukan ini dilakukan di sela-sela kunjungan Presiden Korsel ke Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/11/2017) sore.
Seperti dilansir dari Kompas.com seperti dikutip TribunJatim.com beberapa waktu lalu, Moon Jae-in tiba di Istana Bogor pukul 15.56 WIB. L
imousine yang ditumpanginya berhenti tepat di sisi timur Istana dimana Jokowi dan Ibu Negara Iriana sudah menunggu bersama anak-anak sekolah yang mengenakan berbagai pakaian adat nusantara.
Setelah disambut di halaman Istana, Jokowi dan Iriana kemudian mengajak Presiden Korsel serta sang istri mengikuti prosesi upacara penyambutan dengan mendengarkan lagu kebangsaan kedua negara, upacara jajar pasukan, dan penembakan meriam.
Setelah itu, Jokowi langsung mengajak Mooon Jae-in ke Bogor Trade Mall, yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari Istana Bogor.
Jokowi dan Moon Jae-in tiba di mall pukul 16.55 WIB. Keduanya langsung menuju salah satu toko yang menjual baju batik.
Jokowi dan Moon Jae-in pun langsung menjajal salah satu batik lengan pendek yang mereka taksir.
Keduanya mencopot jasnya masing-masing dan hanya mengenakan baju putih lengan panjang. Baju putih itu langsung dilapisi oleh batik yang ada di toko.
Merasa cocok dengan batik yang dijajal, keduanya pun langsung membeli batik tersebut.
Penjaga toko mengatakan, batik yang dibeli Jokowi dan Moon Jae-in sama-sama seharga Rp 100.000.
Saat ditanya apakah Jokowi membayar lebih untuk membeli batik tersebut, penjaga toko justru menjawab bahwa batik itu belum dibayar.
"Belum dibayar haha, mungkin nanti," ujar dia.
Kehadiran Jokowi dan Moon Jae-in menarik perhatian pengunjung mall. Kebanyakan pengunjung menyambut mereka dengan antusias untuk mengabadikan momen tersebut.
Setelah berada di mall selama sekitar 10 menit, Jokowi dan Moon Jae-in kembali ke Istana Bogor untuk melakukan veranda talk, pertemuan bilateral dan pernyataan pers bersama, dan jamuan makan malam.