Kementerian Luar Negeri China menanggapi insiden penikaman yang menewaskan seorang pelajar di sekolah Jepang di China. Pemerintah memastikan akan mengusut tuntas kasus tersebut.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui sejauh ini, peristiwa tersebut adalah insiden tunggal. Kasus serupa dapat terjadi di negara mana pun. Kami menyesal dan turut berduka atas insiden tragis ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, dikutip Antara, Jumat (20/9/2024).
Indisen penikaman itu diketahui terjadi pada Rabu pagi (18/9) waktu setempat saat pelajar berusia 10 tahun hendak pergi ke sekolah. Penusukan oleh orang tak dikenal itu terjadi sekitar 200 meter dari gerbang sekolah Jepang di Shenzhen.
Berdasarkan penuturan saksi mata, bocah laki-laki itu berdarah karena luka tusuk dan diberi pijat jantung di tempat kejadian. Saat insiden itu terjadi, ibu anak itu bersamanya saat serangan terjadi.
Namun, meski dibawa ke rumah sakit, anak laki-laki itu dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (19/9) dini hari.
Otoritas setempat di tempat kejadian menangkap seorang pria berusia 44 tahun bermarga Zhong sebagai pelaku penusukan.
"Kami berduka atas meninggalnya anak laki-laki tersebut. Ia adalah warga negara Jepang, dan ayahnya merupakan warga negara Jepang sedangkan sang ibu adalah warga negara China. Pemerintah provinsi Guangdong juga sudah mengirimkan para dokter ahli untuk menyelamatkannya dengan segala cara," ujar Lin.
Terkait insiden tersebut, Lin Jian mengatakan pemerintah China akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada keluarganya dalam menangani insiden tersebut. Lin Jian juga memastikan kasus ini akan ditangani serius dengan otoritas berwenang.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan dan otoritas berwenang dan kami akan menanganinya sesuai dengan hukum yang berlaku karena pemerintah China tidak pernah mengizinkan aktivitas ilegal atau kekerasan atas apa pun. Kami akan melakukan penyelidikan dan membawa pelaku ke pengadilan sesuai dengan hukum," tegasnya.
China, menurut Lin Jian, juga telah dan akan terus mengambil tindakan efektif untuk melindungi keselamatan semua orang asing di China. Ia pun menyebut pemerintah China dan Jepang sedang berkomunikasi mengenai kasus tersebut.
"Kami selalu menyambut orang-orang dari semua negara, termasuk Jepang, untuk datang, belajar, berbisnis, dan tinggal di China. Kami yakin insiden-insiden tunggal tidak akan memengaruhi pertukaran dan kerja sama antara China dan Jepang," imbuhnya.
Insiden penusukan itu terjadi tepat pada peringatan 93 tahun pemboman Jepang terhadap rel kereta api dekat Shenyang, awal dari Insiden Manchuria yang menyebabkan invasi Jepang ke China timur laut pada 1931.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut penusukan tersebut sebagai kejahatan yang sangat tercela dan telah menginstruksikan para pejabat untuk mendesak Beijing agar segera berbagi informasi tentang insiden itu secepat mungkin.
Sementara itu sekolah Jepang di Shenzhen memutuskan untuk tutup selama sisa minggu ini.