Sebentar lagi jabatan Jokowi sebagai presiden akan digantikan oleh presiden terpilih 2024.
Prabowo Subianto bakal bersiap menduduki posisi orang nomor 1 di Republik Indonesia.
Jelang lengsernya Jokowi dari kursi kepresidenan, banyak skandal dan polemik yang muncul bertubi-tubi.
Salah satunya yang viral dan sangat disorot netizen adalah skandal kedua anaknya, Gibran dan Kaesang.
Mantan wartawan dan politikus, Akbar Faizal menjadi salah satu orang yang pernah ada di wilayah terdekat Jokowi pun ikut menyoroti.
Akun Kaskus fufufafa dan polemik pesawat jet pribadi yang diduga kuat dilakukan anak Jokowi ini benar-benar jadi catatan suram sebelum bapak pensiun.
Perah disebut Raja Jawa oleh Bahlil Lahadalia, nampaknya manuver Jokowi akan diturunkan kepada sang anak sulung sebagai Wapres terpilih 2024.
Lingkaran Jokowi sampai hari ini masih kuat, namun sejumlah orang yang dulu mendorong maju Jokowi, kini balik badan, seperti Akbar Faizal.
Postingan media sosial Akbar Faizal 'Karepmu Tuan' khususnya akun X disorot netizen lantaran sebut kekuasaan penuh noda yang diduga sentil Jokowi.
Belakangan ini Jokowi juga umbar permintaan maaf kepada jajarannya di sejumlah acara formal.
Termasuk kemarin saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu gelar Rapat Paripurna Kabinet di Istana pun lontarkan permintaan maaf.
"Saya juga minta maaf pernah bersamamu secara sangat dekat lalu kamu jadi begini," tulis postingan Akbar Faizal, seperti dikutip SketsaNusantara.id dari akun X @akbarfaizal68, 13 September 2024.
Akbar Faizal menjadi salah satu orang yang pernah dekat dengan Jokowi di masa itu.
Ia pernah duduk sebagai Deputi Ketua Tim Transisi Jokowi-JK di perioode sebelumnya.
Politisi Nasdem ini dulu berjibaku memenangkan Jokowi-JK di Pemilu tahun 2014.
Namun, kini seolah ada penyesalan dari Akbar Faizal atas usahanya yang pernah perjuangkan Jokowi agar raih kemenangan di kursi RI 1.
"Setidaknya saya bersyukur tak pernah menikmati kekuasaanmu yang penuh noda ini. Karepmu Tuan," tulis Akbar Faizal.
Pesan menohok sang mantan Timses Jokowi-JK itu pun banyak disoroti warganet, hingga timbul pertanyaan, kapok kerja sama dengan Jokowi?
"Mulyonooooooo," tulis komentar @Urra***
"Simpel saja, karepmu," tulis komentar @Gene***
"Karepmu waluyo waluyo," komentar @stres***
"Bang Akbar, saya mohon maaf, baru bisa memaafkan abg jika abg pimpin rakyat Indonesia menumbangkan jkw sebelum 20 Oktober," komentar @Syaif***
"Kalo sudah menyatakan bertaubat, berjuanglah dengan keras menurunkannya dan benahi segala kerusakan yang diciptakannya," komentar @senja***
"Loe gak minta maaf sama orang yang udah loe masukin ke penjara demi jilat mati-matian si Mulyono?" komentar @Datuk***
"Sudah sebaj*ngan itu sebagaimana RG sebut Kadal Baj*ngan," komentar @FiNf***
"Enak saja minta maaf, terus yg bayar ini siapa?" tulis komentar @Sunyi***
"Anda Gentleman," tulis komentar @time*** seperti dikutip dari sketsa
TEGAS Minta Maaf Pernah Bersama Penguasa Penuh Noda, Akbar Faizal: Saya Bersyukur Tak Pernah Menikmati Kekuasaanmu!
Mantan Legislator Senayan yang juga putra asal Sulsel, Akbar Faizal, tampaknya ikut prihatin dengan kepemimpinan Jokowi periode kedua.
Meski tak spesifik menyebut nama, melalui cuitannya di aplikasi X (twitter), tokoh yang mengawali karier sebagai jurnalis ini menyampaikan kekecewaannya sekaligus meminta maaf pernah bersama penguasa yang disebutnya penuh dengan noda.
“Saya juga minta maaf karena pernah bersamamu secara sangat dekat lalu kamu jadi begini dan tak mampu menghalangimu. Setidaknya Saya bersyukur tak pernah menikmati kekuasaanmu yang penuh noda ini. Karepmu Tuan,” tulis Akbar Faizal dikutip dari akun @akbarfaizal68, Jumat (13/9/2024).
Sebelumnya, Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, angkat bicara terkait alasannya kerap melontarkan kritik keras ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mahfud menyebut, kemarahannya pada Jokowi telah begitu dalam. Ia pun menyinggung pencalonan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, di Pilpres 2024 lalu mengandung permasalahan etik berat.
"Iya sudah [marah begitu dalam]. Karena ini sudah keterlaluan. Jadi begitu waktu, oke Gibran sudah diputus, dia oleh MK diputus boleh calon, gitu ya. Kemudian saya katakan karena ini putusan peradilan, kan, harus diikuti. Putusan peradilan itu meskipun salah, kan, harus diikuti, kan," ujar Mahfud dalam podcast 'Terus Terang Mahfud MD', dikutip Kamis (12/9/2024).
"Tapi, itu jelas salah. Karena apa, kemudian MKMK memutuskan pencalonan Gibran itu pelanggaran etik yang berat. Bukan hanya pelanggaran etik, pelanggaran etik berat," tegas dia.***