Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Nadiem Bungkam saat Ditanya Soal Kasus Perundungan dan Sentilan Jusuf Kalla

Mendikbudristek Nadiem Makarim bungkam atau tidak berbicara saat ditanyakan soal beberapa kasus perundungan. Hal ini ditanyakan usai dirinya melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9).

Ketika itu, sejumlah awak media sudah menunggu dirinya yang tengah raker bersama DPR RI. Setelah kegiatan itu selesai, Nadiem pun bergegas keluar untuk meninggalkan gedung DPR RI.

Saat berjalan menuju mobil yang telah menunggunya itu, awak media pun langsung memberondong sejumlah pertanyaan salah satunya yakni terkait kasus perundungan.

Akan tetapi, dirinya memilih untuk tidak berbicara atau menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan, saat ditanya dengan pertanyaan lainnya seperti sentilan Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK).

Nadiem kembali memilih diam, bahkan sampai diikuti ke mobilnya itu, dirinya tetap tidak menjawab pertanyaan terkait kasus perundungan hingga sentilan JK.

Kritik DPR dan JK
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengungkap rentetan kasus perundungan dalam beberapa waktu terakhir memicu keprihatinan banyak kalangan. Pemerintahan Prabowo-Gibran pun diharap menjadikan isu perundungan sebagai prioritas sehingga muncul kebijakan penanggulangan yang bersifat komprehensif.

Hal itu disampaikan dalam rapat dengan Mendikbud Nadiem Makarim, Jumat (6/9). Menurutnya, kasus bullying kian hari kian meresahkan. Masyarakat seolah diteror dengan kasus bullying dengan berbagai modus kepada para peserta didik.

Selain itu, Huda mengungkap terkait kasus kematian pelajar di Palembang. Selain itu ada yang menghabisi dirinya akibat biaya sekolah kian mahal.

Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengkritik habis Nadiem Makarim yang sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang pendidikan tapi dia ditunjuk menjadi Kemendikbudristek. Nadiem bahkan disebut JK, jarang datang ke kantor bahkan tidak pernah berkunjung ke daerah.

JK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.

"Di belakang daripada semua pendidikan itu, ada orang 'the man behind the gun', kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan," ungkap JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip merdeka.com, Minggu (8/9) seperti dikutip dari merdeka

 Jusuf Kalla Bandingkan Nadiem Makarim dengan Anies Baswedan, Singgung Minimnya Pengalaman

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melontarkan kritik keras terhadap kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Menurut JK, Nadiem jarang turun langsung ke daerah untuk melihat permasalahan pendidikan dan bahkan jarang hadir di kantor. 

JK juga membandingkan Nadiem dengan pendahulunya, Anies Baswedan, yang dianggap lebih berpengalaman dan memahami bidang pendidikan. 

Dalam sebuah diskusi pendidikan yang ditayangkan melalui kanal YouTube TV Parlemen pada Minggu (8/9/2024), JK menyoroti kiprah para menteri pendidikan sebelumnya, termasuk Anies, yang menurutnya memiliki latar belakang kuat di bidang pendidikan.

"Kalau kita lihat menteri-menteri pendidikan sebelumnya, seperti Ki Hajar Dewantoro yang mendirikan Taman Siswa, Soemantri, Syarief Thayeb, hingga Anies Baswedan yang pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina, mereka semua ahli di bidang pendidikan," ujar JK.

Nadiem Makarim Dibandingkan dengan Anies Baswedan

JK secara terang-terangan membandingkan Nadiem dengan Anies Baswedan, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan sebelum Nadiem. Menurut JK, Anies memiliki latar belakang akademik yang solid, berpengalaman di dunia pendidikan, serta mampu memahami kompleksitas sektor pendidikan Indonesia dengan lebih baik.

"Ada Mas Anies, mantan Rektor Universitas Paramadina, yang punya pengalaman luas di pendidikan. Sebagai perbandingan, Nadiem, meskipun berprestasi sebagai pendiri Gojek, tidak punya pengalaman sebagai guru atau di bidang pendidikan," kata JK.

Lebih lanjut, JK juga mengkritik kepemimpinan Nadiem yang dinilai kurang hadir dan terlibat dalam persoalan di lapangan. Ia menyebutkan bahwa seorang menteri harus aktif hadir di daerah, bukan hanya mengandalkan laporan dari bawah. Hal ini, menurut JK, menjadi salah satu kelemahan Nadiem dalam memimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang begitu luas.

JK Harap Pemerintah Selektif dalam Memilih Menteri

Dalam kritiknya, JK menekankan bahwa kementerian yang dipimpin oleh Nadiem memiliki ruang lingkup yang sangat besar, termasuk tanggung jawab dalam riset dan teknologi. Menurutnya, hal ini membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya visioner, tetapi juga aktif terlibat dalam operasional sehari-hari.

JK juga menyoroti pengalamannya saat hendak bertemu Nadiem yang lebih memilih untuk mengadakan pertemuan di apartemen daripada di kantor. "Ini kementerian besar, butuh pemimpin yang serius. Saya berharap ke depannya lebih selektif memilih menteri," ujarnya.

Perbedaan Pendekatan Nadiem dan Anies dalam Pendidikan

Sementara Anies Baswedan dikenal dengan pendekatan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai budaya dan tradisi, Nadiem datang dari latar belakang teknologi dan inovasi. Program "Merdeka Belajar" yang diusung Nadiem dianggap sebagai sebuah terobosan, tetapi kritik tetap datang terkait minimnya pengalaman di sektor pendidikan formal. Perbandingan ini semakin terasa saat JK mengutarakan kekagumannya terhadap menteri-menteri pendidikan terdahulu yang dianggap lebih memahami tantangan pendidikan nasional.***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved