Empat lulusan SMA Taruna Nusantara disebut bakal menjadi menteri di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo pada Minggu (8/9) kemarin.
Ada sejumlah nama lulusan Taruna Nusantara yang berada di lingkaran Prabowo termasuk yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Nama-nama itu mayoritas berasal dari Partai Gerindra dan Demokrat.
Misalnya, lulusan Taruna Nusantara dari Gerindra ada Sugiono, Prasetyo Hadi, Sudaryono, Simon Mantiri, Danang Wicaksana Sulistya, hingga Endipat Wijaya.
Sementara dari Demokrat ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Herzaky Putra Mahendra, Agust Jovan Latuconsina, M Oki Isnaini, serta Sigit Raditya.
Pengamat Politik Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai kemungkinan besar Prabowo akan memanggil di antara mereka untuk menjadi pembantunya di kabinet selanjutnya.
Ia menilai setidaknya ada tiga pertimbangan Prabowo memilih alumni dari SMA Taruna Nusantara untuk menjadi menterinya, di antaranya rekam jejak, tingkat kepercayaan, dan loyalitas.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa sampai saat ini alumni SMA Taruna Nusantara itu di kabinet Jokowi ada dua. Ada Sudaryono yang merupakan kader dari Gerindra dan juga AHY yang merupakan ketua umum dari Partai Demokrat," kata Herry saat dihubungi, Senin (9/9).
Herry pun menilai keduanya akan kembali dipinang Prabowo menjadi menteri di kabinetnya lantaran sudah berpengalaman. Pun menurutnya sejauh ini baik Sudaryono maupun AHY tidak banyak membuat masalah.
AHY merupakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang dilantik per 21 Februari 2024, menggantikan Hadi Tjahjanto yang dalam hari yang sama juga dilantik sebagai Menko Polhukam.
Sementara Sudaryono menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian menggantikan Harvick Hasnul Qolbi per 18 Juli 2024.
"Saya rasa bahwa kedua orang ini akan kembali dipanggil karena mereka jelas telah diberikan kesempatan untuk berkiprah di kabinetnya Jokowi," kata dia.
Selain itu, Herry juga menilai kedua orang itu merupakan representasi dari partai pengusung Prabowo-Gibran.
Selanjutnya, untuk dua sosok yang lain, Herry menilai kemungkinan Prabowo akan menunjuk Wakil Ketua Komisi I Fraksi Gerindra Sugiono dan Ketua OKK DPP Gerindra Prasetyo Hadi untuk menjadi menterinya.
Selain keduanya yang juga lulusan Taruna Nusantara, Herry menilai baik Sugiono maupun Prasetyo merupakan orang di lingkaran Prabowo.
"Kenapa demikian? karena Prasetyo Hadi maupun Sugiono adalah pribadi yang merupakan tim sinkronisasi Prabowo-Gibran. Artinya tim kecil ini mempengaruhi kebijakan-kebijakan Prabowo dan Gibran ke depan," jelas Herry.
"Dan tentunya baik, buruk, lebih, dan kurang, mereka mengetahui. Artinya bahwa trust building terbangun dan mereka merupakan kader dari Gerindra," imbunnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai keputusan untuk memilih menteri merupakan hak prerogatif Prabowo ke depan.
Meski enggan menyebutkan nama-nama lulusan Nusantara Taruna yang kemungkinan besar akan menjadi menteri Prabowo, namun Adib juga menilai bisa saja Prabowo akan memilih AHY dan Sudaryono yang sudah berpengalaman di kabinet Jokowi.
Menurutnya, pemilihan menteri itu akan sangat cair serta dinamis. Lagi pula ia mengingatkan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan sepenuhnya Prabowo saat memimpin.
"Saya kira bahwa track record Prabowo ini kan tentara. Tentunya mungkin kalau dia melihat alumni SMA Nusantara itu bisa menjadikan figur-figur yang diandalkan dia, tapi kembali lagi memang prerogatif dia," ujar Adib, Senin (9/9).
Adib juga menilai pernyataan dan kode Hashim terkait alumni Taruna Nusantara itu tidak menjamin 100 persen bahwa Prabowo akan memilih hal yang serupa, sebab sekali lagi Adib menegaskan segalanya sangat dinamis.
Adib pun tak mempermasalahkan siapapun sosok yang akan dipilih oleh Prabowo asalkan mereka memang memiliki kualitas dan andal di bidangnya.
Namun Adib juga memprediksi Prabowo memang akan memilih menteri yang dekat dengan dirinya lantaran Prabowo menurutnya ingin menciptakan stabilitas politik di pemerintahannya mendatang.
Ia menilai kecil harapan bila Prabowo akan menunjuk menteri kabinet yang berasal dari kalangan profesional dan jauh dari kepentingan partai politik.
"Menurut saya, kecil kemungkinan Kabinet ini lebih banyak daripada kaum profesional.
Tetapi saya masih berharap 50-50 diisi elite politik dari parpol, dan 50 persen dari profesional," ujar Adib.